Tautan-tautan Akses

Meski Pemimpin Ditangkap, Oposisi Rusia Tetap Berencana Unjuk Rasa


Tokoh-tokoh oposisi Rusia dan kandidat pemilu yang tidak bisa mengikut pemilu menghadiri pertemuan dengan anggota Dewan Kepresidenan untuk Masyarakat Sipil dan HAM menjelang pemilu legislatif di Moscow City, 25 Juli 2019.
Tokoh-tokoh oposisi Rusia dan kandidat pemilu yang tidak bisa mengikut pemilu menghadiri pertemuan dengan anggota Dewan Kepresidenan untuk Masyarakat Sipil dan HAM menjelang pemilu legislatif di Moscow City, 25 Juli 2019.

Meskipun seorang tokoh pengecam Kremlin ditangkap dan polisi menggerebek rumah beberapa aktivis politik, para pemimpin oposisi di Rusia tetap bertekad untuk melanjutkan protes yang direncanakan di Moskow pada Sabtu.

Pemimpin oposisi Alexei Navalny dipenjara selama 30 hari pada Rabu (24/7) atas tuduhan "unjuk rasa yang tidak sah" akhir pekan ini karena memprotes atas diskualifikasi beberapa kandidat oposisi dari pemilihan dewan kota Moskow, 8 September.

Para pejabat pemilu melarang sekitar 30 calon independen dari pemungutan suara mengatakan sebagian dari 5.500 tanda tangan yang mereka butuhkan untuk mendapat suara, tidak sah. Calon yang ditolak mengatakan, alasan untuk tidak mengesahkan tanda tangan adalah untuk mencegah calon independen dari pemungutan suara dan untuk memastikan partai Rusia Bersatu yang berkuasa dan partai lainnya yang mendukung Presiden Vladimir Putin mempertahankan keunggulannya.

Akhir pekan lalu, lebih dari 20.000 orang berunjuk rasa ke jalan-jalan di Moskow untuk memrotes diskualifikasi itu. Pada waktu itulah Navalny menyerukan demonstrasi yang lebih besar pada Sabtu (27/7). [ps/ft]

XS
SM
MD
LG