Tautan-tautan Akses

Mesir Peringati 1 Tahun Bentrokan di Dekat Lapangan Tahrir


Para demonstran Mesir meneriakkan slogan-slogan anti militer dan mengecam Menhan Mesir Jenderal Abdel-Fattah el-Sissi saat melakukan unjuk rasa menuju Lapangan Tahrir, Kairo (19/11).
Para demonstran Mesir meneriakkan slogan-slogan anti militer dan mengecam Menhan Mesir Jenderal Abdel-Fattah el-Sissi saat melakukan unjuk rasa menuju Lapangan Tahrir, Kairo (19/11).

Hari Selasa (19/11) tepat satu tahun bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran di dekat Lapangan Tahrir, Kairo.

Kelompok oposisi Mesir memperingati hari itu dengan lebih banyak melancarkan aksi protes. Orang-orang yang hendak memperingati bentrokan di Mohamed Mahmoud Street, tidak jauh dari Lapangan Tahrir, datang setelah pemerintah hari Senin meresmikan pembangunan dasar monumen di lapangan tersebut.

Senin malam, hanya beberapa jam setelah pejabat-pejabat Mesir meresmikan monumen itu, ratusan demonstran berkumpul di lokasi itu dan memenuhi bangunan itu dengan coret-coretan atau grafiti bernada anti-militer, anti-pemerintah dan anti-Ikhwanul Muslimin.

Monumen, yang kini baru berupa landasan, dimaksudkan untuk menghormati mereka yang tewas dalam aksi protes massa yang menggulingkan dua Presiden Mesir: Hosni Mubarak tahun 2011 dan Mohamed Morsi Juli tahun ini.

Sebagian orang di Lapangan Tahrir menyambut renovasi pusat kota Kairo itu, yang tampak kotor dan rusak setelah hampir tiga tahun menjadi lokasi aksi protes, kemarahan dan kekerasan. Mereka berharap lapangan itu bisa melambangkan stabilitas era baru.

Tetapi sebagian orang lain menilai itu adalah lambang menyakitkan dari pemerintah yang didukung militer yang datang untuk menguasai lapangan itu, di mana ratusan orang Mesir tewas oleh pasukan keamanan.

Seorang penulis di Twitter menyebutnya "bukan monumen. Itu adalah batu nisan, untuk menandai kematian Tahrir dan segala sesuatu yang dibelanya."

Sementara pendukung pro-demokrasi marah atas rencana pembangunan monumen Tahrir, pendukung pemerintahan Islamis terguling Morsi juga marah dengan adanya patung baru yang didirikan di Lapangan Rabaa, Kairo. Ratusan pendukung Morsi tewas ketika pasukan keamanan menyerbu kamp protes di sana Agustus lalu, sehingga menimbulkan apa yang disebut oleh organisasi HAM 'Human Rights Watch' sebagai pembunuhan massal dan pelanggaran hukum terburuk dalam sejarah modern Mesir.

Patung Rabaa yang berbentuk abstrak itu menunjukkan pasukan keamanan dan polisi yang melindungi rakyat Mesir.

Tidak banyak dilakukan penyidikan atas kekerasan, yang telah mendera bangsa Mesir dalam beberapa tahun terakhir. Sidang pengadilan terhadap Mubarak atas perannya dalam pembunuhan tahun 2011 sedang berlangsung, sementara Morsi kini mulai menjalani proses pengadilan atas kematian demonstran di luar istana presiden tahun lalu.

Tetapi tidak banyak terungkap tentang peran pasukan keamanan, kelompok radikal dan kelompok bayaran yang ikut dalam pembunuhan itu, termasuk pembunuhan di Mohamed Mahmoud Street yang diperingati hari Selasa.
XS
SM
MD
LG