Tautan-tautan Akses

Mesir akan Gunakan ‘Segala Langkah’ untuk Melindungi Perbatasannya


Sejumlah petugas medis asal Mesir tampak bersiap dengan inkubator yang mereka bawa di perbatasan Rafah, pada 20 November 2023. Inkubator tersebut disiapkan untuk sejumlah bayi prematur yang dievakuasi dari Gaza ke Mesir. (Foto: AFP)
Sejumlah petugas medis asal Mesir tampak bersiap dengan inkubator yang mereka bawa di perbatasan Rafah, pada 20 November 2023. Inkubator tersebut disiapkan untuk sejumlah bayi prematur yang dievakuasi dari Gaza ke Mesir. (Foto: AFP)

Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly, pada Selasa (21/11), mengisyaratkan bahwa Mesir akan menggunakan “segala langkah” untuk melindungi perbatasannya.

Madbouly mengatakan, Mesir menolak segala upaya untuk memaksa perpindahan warga Palestina dari Jalur Gaza ke wilayahnya.

“Mesir tidak akan ragu mengambil semua tindakan yang menjamin perlindungan perbatasannya,” kata Madbouly, dalam sidang parlemen.

Sejak awal konflik, Mesir konsisten menolak menjadi negara tuan rumah bagi para pengungsi Palestina.

Negara Afrika Utara itu khawatir eksodus besar-besaran warga Palestina ke tanah Mesir akan menghapus tuntutan warga Palestina untuk memiliki negara sendiri, serta membahayakan keamanan dan perekonomian Mesir.

Meski demikian, ribuan warga berkewarganegaraan ganda serta ratusan orang Palestina yang terluka dan sakit telah menyeberang dari Gaza ke Mesir selama beberapa minggu terakhir.

Sementara itu, Israel terus menyerang apa yang mereka sebut sebagai sasaran militan di seluruh Gaza, termasuk zona evakuasi di Gaza selatan, namun seringkali menewaskan perempuan dan anak-anak. Pejabat Israel mengisyaratkan pasukannya mungkin akan segera memperluas serangannya ke wilayah selatan.

Lebih dari 12.700 warga Palestina tewas di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Tepi Barat.

Pejabat Palestina mengatakan 4.000 orang masih dinyatakan hilang.

Perhitungan jumlah korban yang dilakukan oleh kementerian kesehatan tidak membedakan warga sipil dan kombatan. Israel mengklaim pihaknya telah membunuh ribuan militan.

Kementerian Kesehatan Palestina mendasarkan perhitungannya pada informasi yang dikumpulkan oleh mitranya di Gaza, yang dikuasai Hamas, yang belum dapat sepenuhnya memperbarui data selama lebih dari 10 hari karena gangguan layanan dan komunikasi di Gaza utara.

Sekitar 1.200 orang tewas di pihak Israel, sebagian besarnya warga sipil, dalam serangan militan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober yang memicu perang terbaru, menurut Israel.

Militer Israel mengatakan 68 tentaranya tewas terbunuh dalam serangan daratnya ke Gaza. [rd/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG