Menteri Keuangan Yunani, Yanis Varoukis telah mengundurkan diri pada hari Senin (6/7). Sehari setelah pemilih di Yunani menolak keras permintaan negara-negara kreditor untuk menerapkan langkah-langkah penghematan lebih lanjut sebagai imbalan tambahan pinjaman dana talangan baru bagi pemerintah di Athena.
Pengunduran dirinya adalah sebuah kejutan karena Varoukis pernah menyatakan bahwa ia hanya akan mengundurkan diri jika rakyat Yunani mendukung penerimaan langkah-langkah penghematan lebih lanjut.
Namun, Varoukis mengatakan pada hari Senin bahwa ia “dibuat sadar akan keinginan tertentu” oleh beberapa anggota zona euro lewat “ketidakhadirannya” pada pertemuan para menteri keuangan. Dia mengatakan ketidakhadirannya dalam pertemuan itu “adalah ide perdana menteri yang menganggap akan membantunya mencapai kesepakatan” dengan kreditur Yunani.
Varoukis seringkali bentrok dengan para kreditur dalam beberapa bulan terakhir ini. Beberapa hari yang lalu, ia menuduh Uni Eropa menggunakan taktik “teroris” untuk menakut-nakuti warga Yunani agar menerima syarat-syarat Uni Eopa.
Varoukis mengatakan pada hari Minggu (5/7) bahwa, hasil pemilihan “tidak” adalah suatu “momen suci” dan “momen penuh harapan bagi seluruh Eropa.”
Hasil referendum menunjukkan bahwa 61 persen pemilih menolak peringatan para pemimpin Eropa bahwa mengabaikan himbauan untuk menerapkan langkah-langkah penghematan dapat memaksa Yunani terdepak dari kelompok 19 negara pengguna mata uang Euro.
Tsipras: ada alasan untuk merayakan hasil referendum
Setelah referendum, Perdana Menteri Alexis Tsipras, yang telah mendesak pemberian suara “tidak,” berkata, “Hari ini kita merayakan kemenangan demokrasi.”
Dia mengatakan bahwa Athena siap untuk kembali ke meja perundingan dan bahwa mandat publik akan memberinya kekuatan untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik dengan kreditor. Para pemilih telah membuat “pilihan yang sangat berani” katanya.
Pihak oposisi menuduh Tsipras menghancurkan status anggota negara Yunani dalam kelompok 19 negara yang menggunakan mata uang euro. Pemimpin oposisi Yunani Antonis Samaras mengumumkan pengunduran dirinya, setelah partai Demokrasi Baru memaksa pemberian suara "ya" dalam referendum.
Apakah para kreditor akan bersedia menarik kembali tuntutan penghematan dan menyetujui tambahan dana talangan bagi Yunani, masih belum pasti. Yunani gagal membayar hutang sebesar 1,8 miliar dolar kepada IMF pekan lalu dan para pemimpin Eropa mengatakan hasil referendum yang menyatakan penolakan merupakan isyarat Yunani ingin keluar dari zona euro dan secara politik berpisah dari Eropa.
Sorakan untuk hasil referendum
Ribuan orang Yunani berkumpul di lapangan utama Athena Minggu malam (5/7) untuk mendukung hasil referendum, sambil berteriak “Tidak, tidak!”
Hampir 10 juta orang terdaftar untuk memilih dalam referendum. Para pejabat mengatakan lebih dari setengahnya telah memilih.
Setelah pemungutan suara, Varoukis mengatakan, “Kegagalan besar di pihak kelompok euro adalah ultimatum mereka tanpa memberikan kesempatan bagi rakyat Yunani untuk menyuarakan keinginan mereka. Hari ini, setelah lima tahun kegagalan, warga Yunani memiliki kesempatan untuk memutuskan ultimatum terakhir kelompok euro, institusinya dan mitra-mitranya. Ini adalah momen yang suci. Momen yang penuh dengan harapan bagi seluruh Eropa, suatu momen yang memberi harapan bagi Eropa bahwa mata uang bersama dan demokrasi dapat hidup berdampingan, dan mereka kini hidup berdampingan.”
Masa sulit menanti
Jeroen Dijsselbloem kepala menteri keuangan zona euro mengatakan “langkah-langkah sulit dan reformasi tidak terelakkan” untuk pemulihan ekonomi Yunani.
Salah satu pemilih memperkirakan bahwa tidak akan ada hasil yang baik dari referendum. Ia mengatakan, “Referendum ini seharusnya tidak terjadi. Tidak ada dilemma. Ini adalah hal yang buruk apapun hasilnya.”
Namun, mereka yang memberi suara “ya” mengatakan bahwa Yunani tidak memiliki pilihan selain masa depan dengan Eropa. Jika dipaksa keluar dari zona euro, Yunani akan harus kembali menggunakan mata uang lama, drachma, uang yang bisa ditolak oleh beberapa negara di luar Yunani.
Pekan menjelang referendum hari Minggu adalah pekan yang muram bagi rakyat Yunani.
Pemerintah menerapkan batas ketat untuk penarikan uang, untuk menghindari habisnya uang meskipun banyak ATM yang cepat kehabisan uang tunai. Supermarket pun cepat kehabisan makanan dasar. Pemilik toko enggan untuk mengisi kembali rak karena ketidakpastian tentang bagaimana mereka akan mampu membayar persediaan makanan mereka.
Para pemimpin Eropa menuduh pemerintah Yunani menolak melakukan reformasi ekonomi, sementara warga Yunani mengatakan bahwa mereka telah cukup banyak berkorban dan merasa diperbudak oleh kreditur mereka.