Menteri Keamanan Nasional Israel yang berhaluan sayap kanan Itamar Ben Gvir memimpin ratusan warga Israel memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem timur yang dikuasai Israel, Selasa (13/8) dan melaksanakan ibadah untuk memperingati hari raya Yahudi, kata sejumlah sumber.
Ben Gvir, yang kerap menentang larangan lama pemerintah Israel untuk melaksanakan ibadah keagamaan Yahudi di kompleks masjid, bersumpah untuk "mengalahkan Hamas" di Gaza dalam sebuah video yang ia rekam selama kunjungannya.
Kompleks ini merupakan situs tersuci ketiga dalam Islam dan simbol identitas nasional Palestina. Namun, tempat ini juga merupakan tempat tersuci dalam agama Yahudi, dihormati sebagai kuil kuno yang dihancurkan oleh Romawi pada tahun 70 Masehi.
Meskipun umat Yahudi dan non-Muslim lainnya diizinkan untuk mengunjungi kompleks masjid tersebut pada jam-jam tertentu, mereka tidak diizinkan untuk berdoa atau menampilkan simbol-simbol keagamaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pembatasan tersebut semakin dilanggar oleh kelompok nasionalis religius garis keras seperti Ben Gvir, yang memicu reaksi keras dari warga Palestina.
Menurut seorang pejabat dari Waqf, lembaga Yordania yang menjaga situs Masjid Al-Aqsa, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pada Selasa pagi, Ben Gvir dan sekitar 2.250 warga Israel lainnya berjalan melewati kompleks tersebut dalam kelompok, menyanyikan lagu-lagu pujian Yahudi, di bawah perlindungan polisi Israel,
"Menteri Ben Gvir, alih-alih mempertahankan status quo di masjid, malah mengawasi operasi Yahudi dan mencoba mengubah situasi di dalam Masjid Al-Aqsa," kata pejabat tersebut dengan syarat tidak disebutkan namanya, karena dia tidak berwenang untuk berbicara tentang masalah ini.
Polisi Israel juga "memberlakukan pembatasan" terhadap jamaah Muslim yang mencoba memasuki masjid, katanya.
Pelanggaran yang Mencolok
Kementerian Luar Negeri Yordania mengutuk "penyerbuan" masjid tersebut, dan menyebutnya sebagai "pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.”
"Pelanggaran terus-menerus terhadap status quo historis dan hukum di Yerusalem, serta kesuciannya, membutuhkan posisi internasional yang jelas dan tegas untuk mengutuk pelanggaran ini," kata juru bicara kementerian Sufyan al-Qudah dalam sebuah pernyataan.
Foto-foto yang diposting di jaringan media sosial menunjukkan Ben Gvir berada di dalam kompleks tersebut sementara beberapa warga Israel berbaring di tanah melakukan ritual Talmud.
Ben Gvir merilis sebuah pernyataan video di platform media sosial X, yang ia rekam sendiri di dalam kompleks, berisikan penolakan terbarunya terhadap gencatan senjata dalam perang di Gaza.
"Kita harus memenangkan perang ini. Kita harus menang dan tidak pergi ke perundingan di Doha atau Kairo," katanya, mengacu pada perundingan yang didukung AS untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza yang akan dilanjutkan pada hari Kamis (15/8).
"Kita bisa mengalahkan Hamas... kita harus membuat mereka bertekuk lutut," kata Ben Gvir.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa kunjungan Ben Gvir "menyimpang dari status quo". "Kebijakan Israel di Temple Mount tidak berubah; begitulah yang terjadi dan begitulah yang akan terjadi," kata sebuah pernyataan.
Masuknya warga Israel ke dalam kompleks Al-Aqsa pada hari Selasa terjadi pada hari berkabung Yahudi, Tisha Be'Av, yang memperingati penghancuran kuil kuno tersebut.
Pada bulan lalu, Ben Gvir yang dikenal dengan gestur provokatifnya, juga mengatakan bahwa dirinya beribadah di dalam kompleks Masjid Al Aqsa, melanggar peraturan yang sudah lama ditetapkan bahwa umat Yahudi diperbolehkan mengunjungi tetapi dilarang untuk beribadah. [th/jm]
Forum