Menteri luar negeri Yunani terbang ke New York, Jumat (4/9), untuk melangsungkan pembicaraan dengan sekretaris jenderal PBB, di tengah-tengah ketegangan yang meningkat dengan Turki terkait perbatasan maritim.
Kementerian Luar Negeri Yunani menyatakan, pembicaraan Nikos Dendias dan Antonio Guterres akan terfokus pada isu-isu kepentingan internasional dan regional dengan penekanan pada perkembangan terakhir di Timur Tengah, masalah Siprus dan peran PBB.
Yunani dan Turki terlibat pertikaian sengit di wilayah timur Laut Tengah, di mana Turki melakukan eksplorasi sumber daya energi di kawasan yang diklaim Yunani sebagai bagian dari zona ekonomi eksklusifnya.
Ankara menyatakan memiliki hak atas potensi energi di kawasan itu dan menuduh Athena berusaha menguasai sumber daya maritim secara tidak adil.
Angkatan Bersenjata Yunani telah disiagakan di kawasan tersebut. Kedua negara telah mengirim kapal perangnya ke kawasan itu dan melakukan latihan militer di perairan antara pulau Kreta di Yunani, Siprus dan pantai selatan Turki.
Krisis antara kedua negara anggota NATO ini merupakan yang paling serius yang pernah terjadi dalam puluhan tahun terakhir. Kedua negara bertetangga tersebut telah tiga kali hampir terlibat perang termasuk yang terkait sumber daya maritim di Laut Aegea di mana keduanya berbagi perbatasan.
Pada Kamis, Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan, kedua pihak telah sepakat melangsungkan pembicaraan teknis untuk menurunkan risiko insiden militer. Namun Athena membantah telah menyetujui kesepakatan itu dan mengatakan, Turki harus terlebih dahulu mundur dari kawasan di mana mereka melangsungkan eksplorasi gas dan minyak. Ankara, di lain pihak, mengatakan mendukung prakarsa Stoltenberg dan menyerukan agar Athena mengambil sikap serupa. [ab/uh]
