Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock hari Kamis (10/2) mengatakan beberapa pembicaraan nuklir dengan Iran memasuki "tahap akhir" untuk kembali ke perjanjian nuklir akan membuat kawasan itu lebih aman, meskipun ada keberatan dari Israel.
Baerbock menyampaikan hal itu dalam konferensi pers bersama di Tel Aviv dengan mitranya, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid, di tengah lawatan resminya ke negara itu.
Ia berbicara ketika berlangsungnya negosiasi antara Iran dan kekuatan dunia minggu ini dalam upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang membatasi program nuklir Teheran.
Kesepakatan itu tidak berjalan setelah pemerintahan Trump menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018.
Israel dan Iran telah menjadi musuh bebuyutan di mana Israel secara vokal menolak upaya yang dipimpin AS untuk menghidupkan kembali kesepakatan yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).
Para pemimpin itu mengatakan tidak akan terikat oleh kesepakatan apa pun antara kekuatan dunia dan Iran, sehingga memberi ruang untuk manuver secara militer.
Lapid mengungkapkan bersama Baerbock, ia membahas pembicaraan nuklir sekaligus menyampaikan posisi Israel "bahwa nuklir Iran tidak hanya membahayakan Israel, tetapi juga seluruh dunia."
Ia menambahkan Iran adalah "pengekspor teror dari Yaman ke Buenos Aires" dan perjanjian itu harus memperhitungkan agresi yang dilakukan Iran di kawasan.
Baerbock menyatakan "yakin" bahwa tercapainya kembali JCPOA sepenuhnya akan membuat kawasan itu menjadi lebih aman. [mg/em]