Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan perempuan adalah kunci pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia. Ia menyatakan hal itu hari Jumat di San Francisco di depan peserta KTT Perempuan dan Ekonomi APEC atau Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik.
Clinton meminta penghapusan pembatasan hukum dan sosial yang mengekang potensi perempuan, menyatakan bahwa di beberapa negara, perempuan tidak bisa mewarisi properti atau usaha milik ayah mereka.
Dikatakan, beberapa perempuan dikenakan pajak yang berbeda dari laki-laki, terlalu sering ditolak mendapat pinjaman dan mungkin dilarang membuka rekening bank, menandatangani kontrak atau mengajukan tuntutan hukum tanpa wali laki-laki.
Menteri Clinton menyatakan hambatan-hambatan ini, formal maupun informal, mengikis kemampuan perempuan untuk berpartisipasi penuh dalam ekonomi dan menopang keluarga mereka apakah sebagai pegawai atau pengusaha. Ia juga mengatakan kalau semua orang memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan ekonomi negara, "kita semua bisa lebih kaya."
Mengutip hasil penelitian Boston Consulting Group, menurut Clinton, secara global menjelang tahun 2014 perempuan mengelola 15 trilyun dolar dan mengeluarkan dua-pertiga anggaran konsumen di seluruh dunia menjelang tahun 2028.