Menlu Amerika Mike Pompeo Rabu (12/12) memberi tahu DK PBB bahwa kegiatan misil balistik Iran semakin meningkat sejak kesepakatan nuklir dicapai tahun 2015 dan ia mendesakkan pembatasan yang lebih tegas guna mencegah kegiatan semacam itu.
“Iran telah memanfaatkan goodwill dari negara-negara lain dan mengingkari berbagai resolusi DK dalam upayanya untuk menciptakan pasukan misil balistik,” demikian kata Pompeo kepada DK dalam pertemuan tengah tahun guna membahas pelaksanaan kesepakatan nuklir. “Amerika tidak bisa membiarkan hal ini.”
Dia mencatat, resolusi 2231 DK yang menuangkan kesepakatan Iran itu ke dalam hukum internasional, “mewajibkan” Iran agar tidak melakukan kegiatan terkait misil balistik yang dirancang untuk mengerahkan senjata nuklir.
“Ketika kita menyerukan agar Iran menghentikan kegiatan misil balistiknya, kita sepakat itu harus dihentikan sekarang. Tetapi Iran tetap membangkang terhadap tuntutan dunia ini,” kata Pompeo.
“Laju kegiatan Iran dalam upaya misil ini, termasuk peluncuran dan ujinya, tidak berkurang sejak JCPOA, malahan, uji dan proliferasi misil Iran semakin besar,” katanya, mengacu kepada kesepakatan nuklir itu lewat akronimnya.
Kata Pompeo, Amerika ingin bekerjasama dengan ke 14 anggota DK lainnya untuk memberlakukan kembali pembatasan misil balistik yang lebih ketat terhadap Iran, dan melarang Iran dari kegiatan terkait misil balistik yang mampu mengerahkan senjata nuklir. [jm]