Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Kamis (2/12) dijadwalkan bertemu dengan menteri luar negeri Rusia dan Ukraina di tengah-tengah kekhawatiran mengenai penambahan pasukan di perbatasan kedua negara serta seruan bagi penyelesaian ketegangan melalui jalur diplomatik.
Pertemuan terpisah dijadwalkan berlangsung di sela-sela pertemuan tingkat menteri Organisasi bagi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) di Stockholm, Swedia.
Blinken pada Rabu (1/12) menyatakan keprihatinan mengenai apa yang ia sebut bukti Rusia telah membuat rencana untuk “menggoyahkan stabilitas Ukraina dari dalam, serta operasi militer skala besar.” Ia memperingatkan Kremlin bahwa “kami akan menanggapi dengan tegas, termasuk dengan langkah-langkah ekonomi berdampak tinggi yang telah kami hindari penggunaannya pada masa lalu.”
Blinken mengatakan Rusia akan menghadapi “konsekuensi berdaya jangkau jauh dan berjangka panjang” bagi agresi baru terhadap Ukraina, dan bahwa “diplomasi adalah satu-satunya cara bertanggung jawab untuk menyelesaikan potensi krisis ini.”
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada wartawan bahwa Blinken akan menegaskan poin-poin itu secara langsung kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Kamis (2/12).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan kepada anggota parlemen pada Rabu (1/12) bahwa perundingan langsung dengan Rusia merupakan satu-satunya jalan untuk menyelesaikan konflik di bagian timur Ukraina.
Rusia dan Ukraina telah saling menuduh pihak lain mengerahkan tentara di daerah di perbatasan mereka. Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea, Ukraina pada tahun 2014 dan telah mendukung anggota separatis di Ukraina Timur.
Berbicara hari Rabu di Moskow, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pemerintahnya akan meminta jaminan bahwa NATO tidak melakukan ekspansi lebih jauh ke timur dan menghalangi pengerahan sistem senjata di dekat perbatasan Rusia. [uh/ab]