Tautan-tautan Akses

Menlu AS Blinken di Denmark, Bahas Ekonomi dan Iklim


Ratu Margrethe II dari Denmark (kiri) bersama Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Istana Amalienborg di Kopenhagen, Denmark, 17 Mei 2021. (Foto: SAUL LOEB / POOL / AFP)
Ratu Margrethe II dari Denmark (kiri) bersama Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Istana Amalienborg di Kopenhagen, Denmark, 17 Mei 2021. (Foto: SAUL LOEB / POOL / AFP)

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berada di Denmark untuk mengadakan pembicaraan pada hari Senin (17/5) mengenai isu-isu ekonomi, keamanan dan iklim, serta dorongan terus menerus pemerintahan presiden Joe Biden untuk meningkatkan hubungan dengan sekutu-sekutu AS.

Jadwal Blinken mencakup pertemuan dengan PM Denmark Mette Frederiksen dan Ratu Margrethe II, dan mengunjungi laboratorium bahan kuantum di University of Copenhagen.

Setelah Denmark, Blinken dijadwalkan bertolak ke Reykjavik, Islandia, di mana ia akan ambil bagian dalam pertemuan tingkat menteri Dewan Arktik.

Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Marienborg, Kongens Lyngby, dekat Kopenhagen, Denmark, 17 Mei 2021.
Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Marienborg, Kongens Lyngby, dekat Kopenhagen, Denmark, 17 Mei 2021.


Blinken mengatakan Kopenhagen merupakan “persinggahan pertama dalam lawatan yang akan menempatkan fokus pada penguatan NATO, kemitraan di Kutub Utara, penanganan krisis iklim, dan mengatasi berbagai tantangan global yang kita hadapi.”

Di sela-sela pertemuan di Islandia, Blinken dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, dalam apa yang disebut Departemen Luar Negeri AS sebagai kesempatan untuk membahas “pembangunan hubungan yang lebih dapat diprediksi dengan Rusia” dan bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama.

“Kami dapat segera memperpanjang perjanjian penting START Baru selama lima tahun, tetapi kami juga melihat ada bidang-bidang di mana Rusia berperilaku agresif dan melakukan upaya-upaya merusak yang, seperti dikatakan presiden, akan ada konsekuensinya,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri kepada wartawan. “Kami tidak akan berdiam diri. Kami tidak menginginkan eskalasi, kami sekali lagi hanya menginginkan hubungan yang lebih stabil dan lebih mudah diprediksi. Dan menurut saya ada bidang-bidang di mana kita dapat membahas hal ini bersama dengan Menteri Luar Negeri Lavrov.” [uh/ab]

XS
SM
MD
LG