Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan untuk memaksimalkan pencarian badan pesawat dan penumpang Sriwijaya Air SJY-182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1). Menurutnya, Basarnas dan TNI telah mengerahkan kapal untuk mencari penumpang pesawat. Sedikitnya pesawat ini membawa 50 penumpang dan 12 awak pesawat.
"Sudah dikerahkan kapal Basarnas sebanyak empat kapal, tiga kapal karet, dan kapal-kapal dari TNI Angkatan Laut. Di mana kapal-kapal sebagian sudah di tempat kejadian (TKP)," jelas Budi Karya Sumadi dalam konferensi pers secara online, Sabtu (9/1).
Budi menambahkan pesawat Sriwijaya tersebut lepas landas (take off) pada pukul 14.36 WIB. Selanjutnya pada pukul 14.37 WIB pesawat diizinkan petugas untuk naik pada ketinggian 29 ribu kaki sesuai dengan prosedur. Namun, pukul 14.40 WIB pesawat sudah tidak dapat dihubungi oleh pemandu lalu lintas udara (Air Traffic Control/ATC). Petugas ATC kemudian menghubungi Basarnas karena pesawat hilang kontak.
"Dalam hitungan detik, target (pesawat) hilang dari radar," tambah Budikarya.
Puing Pesawat Ditemukan di Pulau Lancang
Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Bambang Suryo Aji menambahkan pihaknya telah menemukan puing-puing atau ceceran barang di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta. Menurutnya, barang tersebut sudah diamankan di kapal Basarnas dan akan diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk diselidiki.
"Ada informasi yang kami terima dari masyarakat ditemukan adanya puing-puing. Puing itu ditemukan oleh Pospol Pulau Lancang. Pulau yang ada di sekitar yang diperkirakan pesawat itu kehilangan kontak," jelas Bambang Suryo Aji.
Nelayan Dengar Suara Dentuman di Laut
Salah seorang warga di Pulau Lancang, Mahyudin, mengatakan kepada VOA “nelayan-nelayan di sini melaporkan mendengar dentuman cukup keras di laut sekitar pukul 14.30. Cuaca saat itu hujan dan cukup gelap. Nelayan pulang sekitar jam 15.30 saing dan melaporkan pada saya, dan terus ke polisi setempat. Nelayan mengatakan melihat serpihan pesawat di dekat perahu mereka.”
Sementara Bambang Suryo Aji menambahkan lembaganya dibantu TNI-Polri dan unsur lainnya dalam melakukan pencarian terhadap penumpang dan pesawat yang hilang kontak. Sedangkan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pihaknya masih mengumpulkan informasi terkait pesawat yang hilang kontak tersebut. Menurutnya, KNKT juga sedang menyiapkan upaya pencarian black box pesawat Sriwijaya Air pada Minggu (10/1).
"Tapi yang utama Basarnas untuk melakukan pertolongan. Kami mengikuti koordinasi dengan Basarnas," jelas Soerjanto Tjahjono.
Soerjanto Tjahjono meminta masyarakat bersabar menunggu pihaknya bekerja dalam mencari informasi pesawat Sriwijaya Air SJY-182.
TNI AL dan AU Siap Bantu Operasi Pencarian
Dalam keterangan tertulis yang diterima VOA dari Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, disampaikan bahwa sedikitnya tujuh kapal (KRI) yaitu, KRI Teluk Gilik Manuk, KRI Kurau, KRI Parang, KRI Teluk Cirebon, KRI Tjiptadi, KRI Cucut-866, KRI Tenggiri; ditambah dua sea-rider Kopaska dan dua kapal tunda telah dikerahkan.
“TNI AL juga menyiapkan helikopter Nbell 412 yang onboard KRI Bontang, posisi sandar di dermaga JICT Jakarta yang siap mendukung operasi SAR,” demikian pernyataan tersebut.
TNI Angkatan Udara juga mengatakan telah menyiapkan beberapa helikopter dan pesawat dari Lanud Sultan Hasanuddin Makassar dan Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta untuk mendukung operasi pencarian.
Anggota Keluarga Mulai Datangi Bandara Supadio Pontianak
Beberapa media lokal di Pontianak melaporkan sejumlah anggota keluarga sudah datang ke bandara Supadio untuk mencari informasi tentang keberadaan keluarga mereka. Isak tangis tak terhindarkan ketika mereka mengetahui bahwa pesawat yang ditumpangi hilang kontak.
Di antara daftar penumpang terdapat mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Mulyadi dan istrinya, tetapi hingga berita ini disampaikan VOA belum dapat konfirmasi dari pihak keluarga. [sm/em]