Tautan-tautan Akses

Menhan Ukraina Nyatakan Terima Kasih atas Dukungan di Tengah Rumor Pergantian Kepemimpinan Militer


Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov dalam konferensi pers, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina, 5 Februari 2023. (REUTERS/Viacheslav Ratynskyi)
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov dalam konferensi pers, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina, 5 Februari 2023. (REUTERS/Viacheslav Ratynskyi)

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov, Selasa (7/2) mencuit bahwa perombakan berlanjut, “bahkan selama perang.” Ia menyatakan demikian di tengah pengunduran diri dan pemecatan sejumlah pejabat pemerintah serta rumor bahwa ia akan diganti.

“Terima kasih semua atas dukungan Anda, begitu pula atas kritik membangun. Kami menarik kesimpulan,” kata Reznikov.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy belum berkomentar secara terbuka mengenai pernyataan seorang anggota parlemen yang menyatakan Reznikov mungkin akan dipindahkan ke posisi lain.

Dalam pidato harian Senin malam (5/2), Zelenskyy mengatakan pemerintahnya “memperkuat posisi manajemen,” termasuk mengangkat" manajer dengan pengalaman militer” di wilayah perbatasan dan garis depan.

Reznikov telah mengatakan bahwa meskipun ia tidak berencana untuk mengundurkan diri, keputusan apapun mengenai masa depannya akan ditetapkan oleh presiden.

Perombakan dalam pemerintahan Zelenskyy pada akhir Januari mencakup antara lain pengunduran diri Deputi Menteri Pertahanan Viacheslav Shapovalov, yang bertanggung jawab atas dukungan logistik untuk pasukan Ukraina. Ia mengutip tuduhan mengenai skandal pengadaan makanan yang ia bantah.

Para pejabat Ukraina telah memperingatkan bahwa Rusia mungkin sedang bersiap-siap melancarkan ofensif untuk menunjukkan kemajuan sementara peringatan satu tahun invasinya terhadap Ukraina semakin dekat.

Kementerian pertahanan Inggris hari Selasa mengatakan Rusia kemungkinan besar telah berupaya memulai kembali operasi ofensif di Ukraina sejak awal January, dan bahwa target tersebut “hampir pasti adalah untuk merebut daerah-daerah terakhir yang masih dikuasai Ukraina di Donetsk Oblast.”

Penilaian Inggris itu menyatakan bahwa “tidak mungkin Rusia dapat membangun kekuatan yang diperlukan untuk secara substansial memengaruhi hasil perang dalam beberapa pekan mendatang.”

Sementara itu Sekjen PBB Antonio Guterres hari Senin (5/2) memperingatkan negara-negara bahwa ia khawatir kemungkinan eskalasi lebih jauh dalam konflik Rusia-Ukraina akan membuat dunia mengarah ke “perang yang lebih luas.”

“Prospek bagi perdamaian terus berkurang. Peluang terjadinya eskalasi lebih lanjut dan pertumpahan darah semakin berkembang,” katanya kepada para diplomat di New York. “Saya khawatir dunia secara sadar sedang menuju ke perang yang lebih luas. Saya khawatir ini dilakukan dengan mata yang terbuka lebar.”

Sementara Ukraina menunggu lebih banyak senjata dari Barat untuk mengusir pasukan Rusia, Swiss hampir mendobrak tradisi berabad-abad sebagai negara netral, karena sentimen pro-Ukraina menyebar ke sektor publik dan politik, menekan pemerintah untuk mengakhiri larangan ekspor senjata Swiss.

Berdasarkan kebijakan netralitas Swiss yang dimulai pada 1815 dan diabadikan dalam suatu pakta pada tahun 1907, Swiss tidak akan mengirimkan senjata secara langsung maupun tidak langsung ke pihak-pihak yang berperang.

Pendapat para legislator Swiss terpecah mengenai masalah ini.

“Kita ingin bersikap netral, tetapi kita adalah bagian dari dunia Barat,” kata Thierry Burkart, ketua partai kanan-tengah FDP, yang mengajukan mosi kepada pemerintah untuk kembali mengizinkan ekspor senjata ke negara-negara yang memiliki kesamaan nilai-nilai demokrasi dengan Swiss. [uh/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG