Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengumumkan itu dalam pernyataan di televisi, Selasa (18/10). Ia mengatakan penghentian serangan udara mulai berlangsung pukul 10 pagi waktu setempat.
Gencatan senjata hari Kamis itu dimaksudkan agar warga sipil dapat meninggalkan kota yang hancur tersebut, bersama-sama dengan warga yang sakit atau cedera serta pemberontak yang ingin keluar kota itu. Letjen Sergei Rudskoi dari Rusia mengatakan akan ada dua koridor untuk keluar Aleppo dan bahwa gencatan senjata itu akan berlangsung mulai pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore.
Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa telah menuduh Moskow dan Suriah melakukan kejahatan di Aleppo, tetapi para pejabat Rusia membantahnya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Mark Toner hari Senin mengatakan Aleppo telah menjadi sasaran bombardemen dan serangan udara yang semata-mata dianggap sebagai upaya untuk mengusir oposisi dan warga sipil di sana.
Sementara itu, serangan udara baru hari Senin di Suriah meratakan bangunan-bangunan rumah di sebuah desa yang dikuasai pemberontak di provinsi Aleppo, menewaskan sedikitnya 23 orang.
Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris menyatakan daerah yang paling parah digempur adalah Qaterji, di mana para petugas penyelamat bekerja keras mengeluarkan para penyintas dari reruntuhan.
Bombardemen itu berlangsung sementara upaya-upaya para diplomat dunia untuk mengakhiri perang di Suriah yang menewaskan 300 ribu orang lebih mengalami hambatan.
Beberapa gencatan senjata di Suriah telah ambruk, termasuk rencana gencatan yang diperantarai Rusia dan Amerika baru-baru ini. [uh/lt]