Menteri Pertahanan Amerika Serikat Pete Hegseth menegaskan bahwa pemecatan mendadak yang dilakukan oleh Presiden Donald Trump terhadap perwira militer senior di tengah gelombang pemecatan di Pentagon bukanlah hal yang tidak biasa dan dia mengisyaratkan akan ada lebih banyak pemecatan lagi.
“Yang terjadi saat ini sudah pernah terjadi sebelumnya ,” kata Hegseth kepada ‘Fox News Sunday’ tentang pemecatan Jenderal Angkatan Udara CQ Brown Jr. pada Jumat (21/2) malam sebagai ketua Kepala Staf Gabungan. “Presiden berhak memilih tim penasihat keamanan nasional utamanya.”
Hegseth mengatakan “banyak presiden sebelumnya yang melakukan perubahan” dengan mengutip para panglima tertinggi sebelumnya, termasuk Franklin D. Roosevelt, George H.W. Bush, dan Barack Obama. Obama, kata Hegseth, “memecat atau memberhentikan ratusan” pejabat militer.
Beberapa bulan pada awal masa jabatan pertamanya, Obama memecat Jenderal Angkatan Darat David McKiernan sebagai komandan pasukan AS di Afghanistan. Namun, Trump, ketika mencalonkan diri untuk masa jabatan keduanya, bersumpah untuk membasmi ideologi “woke” dari militer dan bergerak cepat untuk memberhentikan banyak pemimpin tertinggi.
Hegseth dan Trump tidak merahasiakan tentang fokus mereka untuk menyingkirkan perwira militer yang telah mendukung keragaman, kesetaraan, dan inklusi dalam jajarannya. Pemerintah mengatakan bahwa langkah tersebut akan memperkuat pasukan tempur yang letal.
Brown merupakan jenderal kulit hitam kedua yang menjabat sebagai ketua Kepala Staf Gabungan. Masa jabatannya selama 16 bulan di posisi tersebut dihabiskan dengan masalah perang di Ukraina dan konflik yang meluas di Timur Tengah. Trump pada tahun 2020 mencalonkan Brown sebagai kepala staf Angkatan Udara.
Trump ingin menggantikan Brown dengan Letnan Jenderal Angkatan Udara Dan “Razin” Caine, yang pensiun pada bulan Desember. Belum jelas apa persyaratan untuk memanggil Caine untuk kembali ke dinas aktif. Jabatan tersebut mengharuskan Caine mendapat konfirmasi dari Senat.
Hegseth mengatakan bahwa pemecatan pada hari Jumat itu memengaruhi enam jenderal bintang tiga dan empat dan merupakan “cerminan bahwa presiden menginginkan orang-orang yang tepat di sekelilingnya untuk melaksanakan pendekatan keamanan nasional yang ingin dilakukannya."
Dia menyebut Brown sebagai sosok yang “dihormati” tetapi mengatakan bahwa dia “bukan orang yang tepat untuk saat ini,” tanpa menyebutkan kekurangannya secara spesifik. Setelah pembunuhan George Floyd pada tahun 2020, Brown dalam sebuah video berbicara tentang pengalamannya sebagai pilot kulit hitam, yang tampaknya membuatnya menjadi sasaran perang pemerintahan Trump melawan inisiatif inklusi di militer.
Mengenai Caine, Hegseth mengatakan bahwa Trump “menghormati para pemimpin yang membebaskan para pejuang perang di dunia yang sangat berbahaya.”
Jenderal purnawirawan George Casey menyebut pemecatan itu “sangat mengganggu stabilitas.” Casey, yang merupakan komandan pasukan AS dan multinasional di Irak di bawah Presiden George W. Bush dari Partai Republik dari tahun 2004 hingga 2007, juga mengatakan bahwa pemerintahan Trump dapat mengubah kebijakan Pentagon tanpa mengganti personel, tetapi menambahkan bahwa apa yang terjadi adalah “hak prerogatif presiden.” [my/lt]
Forum