Tautan-tautan Akses

Mengapa Sejumlah Negara Menghentikan Penggunaan Vaksin COVID-19 AstraZeneca?


Seorang perawat mempersiapkan vaksin AstraZeneca di Rumah Sakit Edouard Herriot di Lyon, Perancis Tengah, 6 Februari 2021.
Seorang perawat mempersiapkan vaksin AstraZeneca di Rumah Sakit Edouard Herriot di Lyon, Perancis Tengah, 6 Februari 2021.

Lebih dari sepuluh negara termasuk Jerman, Perancis, dan Italia menghentikan penggunaan vaksin COVID-19 dari AstraZeneca untuk sementara. Langkah itu diambil setelah laporan bermunculan minggu lalu bahwa beberapa penerima vaksin di Denmark dan Norwegia menderita penggumpalan atau pembekuan darah, meskipun belum ada bukti gejala ini berasal dari vaksin tersebut.

Badan Obat-Obatan Eropa (European Medicines Agency/EMA) mengatakan, data yang tersedia tidak mengarah pada vaksin AstraZeneca sebagai penyebabnya dan dianjurkan agar orang tetap berusaha memperoleh imunisasi.

AstraZeneca mengatakan, pihaknya mengkaji dengan hati-hati data dari 17 juta orang yang sudah mendapat vaksinasi di seluruh Eropa dan mendapati 37 orang mengalami pembekuan darah. Namun, tidak ada bukti peningkatan risiko penggumpalan darah di setiap kelompok usia dan kelompok gender di setiap negara.

Denmark adalah negara pertama yang menghentikan penggunaan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca pada minggu lalu. Negara itu menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca setelah muncul laporan bahwa beberapa orang mengalami penggumpalan darah, termasuk satu warga yang menderita banyak penggumpalan dan meninggal dalam sepuluh hari setelah menerima dosis pertama.

Pihak berwenang Denmark menyatakan penghentian itu akan berlangsung paling sedikit dua minggu sementara kasus-kasus diselidiki. Namun, mereka juga mencatat bahwa saat ini belum dapat disimpulkan adanya keterkaitan antara vaksin dan penggumpalan darah tersebut.

Norwegia, Eslandia, Bulgaria, Thailand, serta Kongo menyusul. Pada Sabtu (13/3) pejabat Norwegia melaporkan empat warga di bawah usia 50 tahun yang memperoleh vaksin AstraZeneca memiliki platelet darah dalam jumlah yang sangat rendah. Hal itu dapat mengarah pada pendarahan yang parah.

Tak lama kemudian Irlandia dan Belanda mengumumkan hal yang sama, dan menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca.

Pihak berwenang Belanda menyampaikan penghentian vaksin AstraZeneca diberlakukan karena berencana mengambil langkah pencegahan dini.

“Kita harus berada pada langkah yang hati-hati, karena itu wajar untuk menghentikan vaksinasi sebagai langkah pencegahan,” kata Menteri Kesehatan Belanda Hugo de Jonge.

Presiden Perancis Emmanuel Macron menyatakan, Perancis juga akan menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca sampai paling tidak Selasa (16/3) sore, dan Italia juga menyatakan demikian setelah berkonsultasi dengan pemerintah Eropa lainnya. [jm/mg]

XS
SM
MD
LG