Siang itu, lantunan azan berkumandang dari Masjid Dearborn – American Moslem Society. Dearborn adalah satu dari sedikit kota di Amerika Serikat yang mengizinkan azan melalui pengeras suara. Masjid Dearborn sendiri sudah melakukannya sejak tahun 1980-an. Masjid itu merupakan masjid tertua di negara bagian Michigan dan salah satu yang tertua di seantero Amerika Utara. Usianya sudah 85 tahun.
Musaed Alshamahi adalah adalah anggota dewan masjid sekaligus pengurus komite hubungan masyarakat American Moslem Society.
"Banyak Muslim yang tinggal di daerah Highland Park bekerja di pabrik otomotif Ford, pindah ke Dearborn dan membutuhkan tempat beribadah. Itu sebabnya mereka membangun bagian lantai dasar masjid ini pada 1938," ujarnya.
Awalnya, masjid itu tidak semegah sekarang. Seiring bertambahnya warga Muslim di Dearborn, dewan masjid menambah sedikit demi sedikit bangunan masjid. Setelah empat kali perluasan, kini Masjid Dearborn dapat menampung hingga 2.500 orang sekaligus. Jemaahnya beragam, dari warga kulit hitam hingga keturunan Pakistan. Sebagian besar adalah keluarga imigran dari jazirah Arab, seperti Yaman, Lebanon, Suriah, Irak dan Palestina.
Presiden American Moslem Society Yahya Alfaqih mengatakan, "Anda juga akan menemukan generasi yang berbeda-beda. Ada imigran yang baru tiba, ada juga orang-orang yang sudah sejak lahir tinggal di sini. Masyarakat kami beragam."
Tambahnya, warga Muslim Dearborn menjadikan masjid itu sebagai urat nadi masyarakat.
"Masyarakat di sekitar masjid selalu menjadikan masjid ini sebagai pusat kehidupan mereka. Mereka mengaitkan kehidupan mereka sehari-hari dengan masjid ini, baik bagi diri mereka sendiri, keluarga ataupun anak-anak mereka. Ketika mereka memerlukan bantuan, mereka akan datang ke masjid ini," tuturnya.
Itu sebabnya dewan masjid memusatkan perhatian pada generasi penerus. Berbagai kegiatan diadakan untuk mereka dengan tujuan agar mereka teguh dan bangga akan identitas sebagai Muslim.
Ketika VOA berkunjung, ratusan anak sedang mengikuti kelas bahasa Arab dan studi Islam di beberapa kelas yang terletak di lantai dasar masjid. Sebagian lainnya mengikuti kelas hapalan Al-Qur’an di aula utama masjid.
Musaed Alshamahi, anggota Dewan, American Moslem Society mengatakan, "Sekarang mereka sedang menghapal Al-Qur’an. Banyak anak-anak kami yang menghapal Al-Qur’an di luar kepala. Pada bulan Ramadan mereka mengikuti lomba menghapal Al-Qur’an. Tingkat hapalan mereka berbeda-beda dan mereka saling berlomba untuk menghapal. Ada dewan juri yang akan menilai mereka, termasuk para imam. Beberapa di antara mereka akan mendapatkan hadiah umrah ke Mekah, agar mereka semakin bersemangat menghapal."
Dearborn berkembang menjadi kota dengan komunitas Muslim yang semakin hidup. Bahkan dua tahun yang lalu kota itu memilih seorang Muslim sebagai wali kotanya.
Meski demikian, upaya untuk melestarikan keyakinan di kalangan generasi muda Muslim Amerika merupakan tantangan tersendiri.
"Kalau berkaca pada 30 tahun lalu, sebagian besar warga Muslim di sini adalah imigran yang masih membawa latar belakang budaya masing-masing negara asal. Di negara asal mereka ada masjid, ada lingkungan tetangga yang mendorong mereka untuk terus berbuat baik, dan kehidupan pun masih terbatas. Tapi sekarang di sini, masyarakatnya sangat terbuka, semuanya bebas dan terbuka bagi Anda, sehingga generasi Muslim baru memerlukan lebih banyak perhatian. Di American Moslem Society, kami mencoba yang terbaik, dan kami masih memerlukan bantuan, untuk mengajari anak-anak kami Islam, tata karma dan budaya," tambah Yahya Alfaqih.
Rencananya sebuah sasana olahraga akan dibangun terhubung dengan masjid untuk menjadi pusat kegiatan anak muda.
"Alhamdulillah kami juga punya rencana lain ke depan. Kami akan membangun sebuah gedung olah raga di sebelah. Kami ingin mencoba mengakomodasi generasi muda, karena kami ingin masjid ini bukan hanya menjadi tempat untuk salat, tapi juga menjadi tempat mereka bermain. Kami ingin mereka bertutur kata dan melakukan hal-hal baik. Alih-alih pergi ke tempat lain, kami ingin ini menjadi pusat kegiatan bagi mereka, bagi pesta-pesta mereka, bagi pendidikan mereka dan bagi ibadah mereka. Semuanya akan ada di sini, itu yang kami rencanakan," imbuhnya.
Masjid Dearborn juga membuka pintunya bagi umat agama lain yang ingin memahami lebih jauh soal Islam dan ajarannya. Menurut penelitian Pew Research, Islam diperkirakan akan menjadi agama terbesar kedua di Amerika pada tahun 2040 dan Masjid Dearborn akan ikut berperan menjadi katalis pertumbuhan itu. [rd/ab]
Forum