Video demonstran Hong Kong memukuli seorang pengacara telah disita media pemerintah China hari Senin, menjadi pukulan propaganda bagi gerakan prodemokrasi di kota itu.
Serangan itu terjadi hari Minggu (24/5) dalam unjuk rasa menentang undang-undang keamanan kontroversial yang diusulkan Beijing. Demonstrasi itu dibubarkan oleh polisi yang menembakkan meriam air dan gas air mata dalam bentrokan paling sengit selama berbulan-bulan ini.
China berencana memberlakukan UU keamanan baru terhadap Hong Kong yang melarang pengkhianatan, subversi dan hasutan setelah berbulan-bulan protes besar-besaran prodemokrasi yang kerap berubah menjadi kekerasan.
Banyak warga Hong Kong khawatir usulan undang-undang itu dapat mengakhiri kebebasan yang dinikmati warga kota itu. Ribuan orang turun ke jalan-jalan pada hari Minggu meskipun ada larangan pertemuan massal yang diberlakukan untuk menghentikan wabah virus corona.
Video yang direkam pada hari Minggu itu memperlihatkan seorang lelaki dengan wajah berlumuran darah berupaya meloloskan diri dari kejaran sekitar enam demonstran yang menendang dan memukulinya dengan payung.
Asosiasi Pengacara menyatakan korban adalah anggotanya dan bahwa korban telah dibawa ke rumah sakit. “Semua bentuk kekerasan, yang harus dicela karena merupakan penghinaan terhadap supremasi hukum, harus segera dihentikan,” sebut asosiasi itu.
Media setempat menyebut lelaki itu berdebat dengan para demonstran sewaktu mereka mendirikan barikade-barikade jalan.
Dalam protes besar-besaran prodemokrasi tahun lalu, pemukulan biasa terjadi di kedua sisi politik yang berseberangan. Video-video demonstran prodemokrasi menyerang lawan telah disita Beijing untuk menggambarkan mereka sebagai radikal yang kasar.
Hu Xijing, pemimpin redaksi tabloid Nasionalis Global Times, memposting video serangan hari Minggu itu di Twitter, platform yang dilarang di China daratan. “Mari kita lihat bagaimana demokrasi Hong Kong dukungan Washington yang sebenar-benarnya,” tulisnya.
Surat kabar pemerintah People’s Daily mengunggah video itu di akun Twitternya.
China menggambarkan protes di Hong Kong sebagai rencana yang didukung negara asing untuk menggoyahkan China daratan. Demonstran, yang pernah turun ke jalan-jalan dalam jumlah jutaan, menyatakan, mereka tergerak oleh tindakan Beijing bertahun-tahun menggerogoti kebebasan kota itu sejak Hong Kong diserahkan kembali ke China oleh Inggris pada tahun 1997.
Hong Kong menikmati kebebasan yang tidak dialami warga China daratan. Teritori ini juga memiliki sistem hukum dan status perdagangan tersendiri.
Para aktivis menganggap usulan undang-undang keamanan itu sebagai langkah paling berani oleh Beijing untuk mengakhiri kebebasan berbicara. [uh/ab]