Mayoritas pemilih Amerika percaya bahwa Presiden Donald Trump bukan seorang contoh yang bisa diterima anak-anak, demikian menurut jajak pendapat terbaru Quinnipiac University.
Meskipun 90 persen responden menilai adalah penting bagi seorang presiden untuk menjadi teladan yang baik, posisi Trump di mata para pemilih adalah 67 persen (yang menilai Trump bukan teladan yang baik) banding 29 persen.
Nilai Trump rendah di mata setiap kelompok umur, pendidikan, gender, ras dan partai politik, kecuali di Partai Republik dimana Trump menjadi anggota.
Tujuh puluh dua persen anggota Partai Republik mengatakan Trump adalah teladan yang baik bagi anak-anak, sementara 22% merasa sebaliknya.
Lima puluh empat persen pemilih berkulit putih yang tidak lulus universitas – basis utama pemilih Trump – mengatakan presiden tidak menjadi teladan yang baik bagi anak-anak, sementara 41% merasa sebaliknya.
Peringkat Trump ini hampir sama buruknya dengan pertanyaan soal moral kepemimpinan. Enam puluh tiga persen pemilih percaya Trump tidak memberi pedoman, dibandingkan 33% yang merasa sebaliknya.
Pengecualiannya adalah pada pemilih Partai Republik yang merasa ia pemimpin yang moralnya baik. Pemilih kulit putih yang tidak kuliah sama-sama terpecah dalam pertanyaan ini.
Dengan margin 58 banding 36 persen, para pemilih tidak menyetujui kinerja Trump, yang dalam 12 bulan berturut-turut menunjukkan nilai negatif. Tetapi 86% anggota Partai Republik menilai kinerja Trump baik, dan hanya 9% yang menilai sebaliknya. Pemilih kulit putih yang tidak mengenyam pendidikan tinggi dan mendukung kinerja Trump mencapai 50%, sementara 42% sebaliknya.
“Stagnannya jumlah pemilih yang mendukung kinerja Trump, rendahnya nilai untuk sebagian besar karakter dan fakta bahwa jika orang tua mencari sosok yang diteladani anak-anak, sosok itu tidak tinggal di 1600 Pensylvania Avenue,” ujar asisten direktur Quinnipiac University Tim Malloy.
“Hanya 27% pemilih Amerika yang mengatakan mereka bangga pada Trump, sementara 53% lainnya mengatakan mereka malu, atau berarti dua banding satu,” ujar Mallyo. [em/al]