Tautan-tautan Akses

Masukkan IRGC Dalam Daftar Teroris Asing Bisa Sulut Ketegangan AS-Iran


Garda Revolusi Iran menghadiri upacara peringatan ke-40 Revolusi Islam di Azadi atau Alun-Alun Kebebasan di Tehran, Iran, 11 Februari 2019.
Garda Revolusi Iran menghadiri upacara peringatan ke-40 Revolusi Islam di Azadi atau Alun-Alun Kebebasan di Tehran, Iran, 11 Februari 2019.

Para pakar memperingatkan penunjukan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) baru-baru ini oleh AS sebagai organisasi teroris asing bisa meningkatkan ketegangan antara Amerika dan Iran di Timur Tengah, di mana kedua negara memiliki kehadiran militer yang kuat.

Penunjukan itu, yang secara resmi mulai berlaku minggu ini, menambah lapisan sanksi bagi pasukan elit militer Iran. Penunjukan itu menjadikan kejahatan bagi siapa saja di AS atau dalam wilayah AS yang memberikan dukungan materi kepada kelompok itu.

Menyusul keputusan Presiden Donald Trump pekan lalu, pemerintah Iran membuat langkah balasan dan menyebut Komando Pusat AS (CENTCOM) sebagai entitas teroris. CENTCOM bertanggung jawab atas kegiatan militer A.S. di Timur Tengah dan Asia Tengah.

Mohammad Ali Jafari, komandan utama IRGC, memperingatkan bahwa pasukan elitnya lebih unggul di wilayah ini daripada pasukan A.S.

"Jika Amerika membuat langkah konyol dan membahayakan keamanan nasional kita, kita akan menerapkan tindakan balasan berdasarkan kebijakan pendirian negara Islam Iran," katanya dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pekan lalu.

Beberapa analis mengatakan retorika semacam itu bisa meningkat menjadi pertikaian militer langsung antara kedua belah pihak.

"Penunjukan ini akan membawa risiko konfrontasi ke tingkat yang lebih tinggi," kata Hooshang Amirahmadi, seorang profesor di Rutgers University kepada VOA.

"Iran juga sedang mempertimbangkan kemungkinan ini dengan cermat dan serius, karena IRGC telah memindahkan beberapa anteknya, termasuk pasukan PMF Irak, ke perbatasan Iran untuk memperkuat posisinya sebagai tindakan berjaga-jaga."

Analis lainnya yakin konfrontasi langsung, kecil kemungkinannya pada saat ini.

"Iran akan berhati-hati dan saat ini hanya menanggapi secara retorik," kata Barbara Slavin, direktur Future of Iran Initiative di Dewan Atlantik di Washington. "IRGC bisa menjadi ancaman, tetapi kemungkinan besar tidak secara langsung melainkan melalui kelompok milisi yang didukung Iran di Irak, Suriah atau mungkin Afghanistan."

Selama beberapa tahun terakhir, Iran telah membentuk dan mendanai berbagai milisi Syiah di seluruh wilayah itu di mana IRGC berperan penting dalam konflik seperti di Irak, Suriah dan Yaman. [my]

XS
SM
MD
LG