Tautan-tautan Akses

Mantan Putra Mahkota Yordania Mengaku Ditahan, Militer Bantah


Pangeran Hamzah bin al-Hussein dari Yordania menghadiri acara dengan media di Amman, 9 September 2015.
Pangeran Hamzah bin al-Hussein dari Yordania menghadiri acara dengan media di Amman, 9 September 2015.

Mantan Putra Mahkota Yordania Hamzah bin al-Hussein mengatakan dalam rekaman video, Sabtu (3/4), bahwa dia mendekam dalam tahanan rumah dan dilarang menghubungi siapa pun.

Dilansir Reuters, Hamzah merilis rekaman itu setelah militer memberitahunya untuk tidak melakukan tindakan yang membahayakan "stabilitas dan keamanan" negara itu. Kepala militer Yousef Huneiti tidak memperinci tindakan apa yang dimaksud. Huneiti membantah Hamzah ditangkap.

Hamzah mengatakan dalam video itu, yang diserahkan oleh pengacaranya kepada BBC, bahwa dia bukan bagian dari konspirasi asing apapun dan mengecam sistem kekuasaan, menyebutnya korup.

"Kejadian yang sangat menyedihkan dan disayangkan," tambahnya.

Dalam pernyataan yang dirilis oleh kantor berita resmi, militer mengatakan sedang melakukan penyelidikan keamanan yang lebih luas, dengan menahan seorang mantan menteri, seorang anggota kerajaan, dan beberapa orang lain.

Harian Washington Post mengatakan pihak berwenang Yordania menahan Hamzah dan menangkap hampir 20 orang lain, setelah apa yang para pejabat katakan sebagai "ancaman terhadap stabilitas negara."

Seorang mantan pejabat Amerika Serikat (AS) yang mengetahui perkembangan di Yordania mengatakan ancaman itu tidak melibatkan kudeta fisik. Namun, katanya, mereka yang terlibat berencana mendorong protes-protes "pergolakan populer dengan pengerahan massa ke jalan." [vm/ft]

XS
SM
MD
LG