Seorang mantan perwira intelijen Saudi mengatakan putra mahkota Saudi menginginkannya mati, dan satu tim pembunuh yang dikirim ke Kanada untuk membunuhnya berhasil dihentikan oleh para petugas pabean yang waspada.
Saad al Jabri mengatakan dalam gugatan hukum yang diajukan hari Kamis di sebuah pengadilan federal AS bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman ingin membungkamnya karena ia memiliki “informasi memberatkan” mengenai putra mahkota.
Perwira kawakan itu mengatakan dalam gugatan yang tidak disertai bukti pendukung itu bahwa satu tim pembunuh dikirim ke Kanada – tempat tinggal mantan perwira intelijen itu – hanya beberapa pekan setelah penulis Jamal Khashoggi dibunuh di dalam konsulat Saudi di Istanbul.
Khashoggi diyakini telah dimutilasi di dalam konsulat itu, dalam operasi yang kemungkinan besar diperintahkan oleh Salman.
Penulis yang kritis terhadap Salman itu pergi ke konsulat untuk mendapatkan dokumen-dokumen pernikahannya.
Beberapa anggota keluarga Jabri telah ditahan di Arab Saudi dalam upaya untuk membuatnya kembali ke negara kerajaan itu.
Jabri termasuk staf mantan Putra Mahkota Mohammed bin Nayef, di mana ia adalah penghubung bagi sejumlah organisasi mata-mata Barat.
Dokumen pengadilan menyebutkan tim yang dikirim untuk membunuhnya membawa bertas-tas berisi peralatan forensik untuk membersihkan lokasi kejahatan sewaktu mereka dihentikan oleh petugas perbatasan Kanada yang curiga.
Para pengamat menyatakan belum jelas apakah pengajuan gugatan di pengadilan itu akan dilanjutkan dalam sistem pengadilan AS. Tetapi pengajuan itu telah menimbulkan perhatian terhadap situasi yang dihadapi Jabri serta terhadap putra mahkota yang menargetnya. [uh/ab]