Mantan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil presiden, menurut laporan media pemerintah pada Senin (3/2). Zarif merupakan sosok di balik perundingan kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan negara-negara besar dunia.
"Surat pengunduran diri Zarif telah diterima oleh Presiden Masoud Pezeshkian, yang hingga kini belum menanggapi," lapor kantor berita resmi IRNA, tanpa memberikan perincian lebih lanjut.
Dalam unggahan di X pada Senin, Zarif mengungkapkan bahwa ia telah "menghadapi penghinaan, fitnah, dan ancaman paling mengerikan terhadap diri saya dan keluarga saya, serta menjalani masa paling pahit dalam 40 tahun pengabdian saya."
"Untuk menghindari tekanan lebih lanjut pada pemerintah, kepala kehakiman merekomendasikan agar saya mengundurkan diri, dan... saya langsung menerimanya," tambahnya.
Pezeshkian, yang mulai menjabat pada Juli, menunjuk Zarif sebagai wakil presiden untuk urusan strategis pada 1 Agustus. Namun, Zarif mengundurkan diri kurang dari dua minggu kemudian sebelum akhirnya kembali menjabat pada akhir bulan.
Zarif menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Iran dari 2013 hingga 2021 di bawah pemerintahan Presiden moderat Hassan Rouhani.
Ia mulai dikenal di panggung internasional selama negosiasi panjang untuk perjanjian nuklir 2015 yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama.
Kesepakatan itu praktis dibatalkan tiga tahun kemudian ketika Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan Donald Trump pada masa jabatan pertamanya, menarik diri dan kembali memberlakukan sanksi yang melumpuhkan terhadap Iran. [ah/rs]
Forum