Mantan Komandan Militer Kroasia-Bosnia, Slobodan Praljak, meninggal minum racun di ruang sidang, di Den Haag, Rabu (29/11), tidak lama setelah hakim PBB menguatkan hukuman 20 tahun atas kejahatan perang terhadap warga Muslim Bosnia, menurut kantor berita pemerintah Kroasia.
Otoritas penegak hukum Belanda menyatakan ruang sidang Mahkamah Pidana Internasional, yang dipakai untuk sidang Praljak, sebagai tempat kejadian perkara. Praljak menenggak racun dari sebuah wadah dan berteriak, "Saya bukan penjahat perang."
Setelah hakim sidang menghentikan sidang dan memanggil bantuan medis, petugas paramedis yang berada di gedung, memasuki ruang siang. Seorang penjaga ruang sidang mengatakan Praljak menerima perawatan lebih dari satu jam, setelah terdakwa mengatakan dia meminum racun.
Kejadian itu berlangsung pada saat pengadilan kejahatan perang PBB menegakkan hukuman yang dijatuhkan kepada Praljak dan lima pemimpin militer dan politik Kroasia-Bosnia lainnya, yang dijatuhi hukuman pada 2013, atas kejahatan perang selama 1990an.
Keputusan pengadilan itu adalah yang terakhir dikeluarkan oleh mahkamah, yang dibuat oleh PBB pada 2013. Pengadilan ini akan ditutup pada saat mandatnya berakhir tahun ini.
Para pejabat itu dijatuhi hukuman empat tahun lalu karena berpartisipasi dalam "pembersihan etnis" terhadap warga Muslim Bosnia.
Tersangka utama, mantan Presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic, meninggal akibat serangan jantung pada 2006, hanya beberapa saat sebelum vonis atas kasus genosida yang dilakukannya, dijatuhkan. Dokumen PBB menunjukkkan dua terdakwa lainnya bunuh diri pada saat sedang menunggu sidang di sel tahanan PBB. [fw/au]