Martin O'Malley, sosok liberal dan bekas gubernur negara bagian Maryland, AS, Sabtu (30/5), menyatakan akan maju menjadi kandidat calon presiden dari Partai Demokrat.
Dia menghadapi tantangan besar dari bekas Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton yang unggul dalam nominasi itu. Tetapi O’Malley, 52, berharap keberhasilannya dalam mengesahkan perkawinan sesama jenis di Maryland, mengakhiri hukuman mati di negara bagian itu dan menaikkan upah minimum bagi pekerja berpenghasilan rendah, akan menggugah para pemilih.
Dia telah melakukan beberapa perjalanan ke Iowa dan New Hampshire, dua negara bagian dengan kontes nominasi presiden yang lebih awal, dan kerap bermain gitar dalam berbagai pertemuan politik. Tetapi sejauh ini dia baru mengumpulkan sedikit dukungan politik. Sebuah jajak pendapat nasional pekan ini menunjukkan dia hanya mendapat dukungan satu persen dari kalangan Demokrat, jauh di belakang Clinton yang memperoleh 57 persen.
O'Malley pernah menjabat sebagai pejabat tertinggi Maryland selama delapan tahun. Dia mengumumkan dirinya sebagai kontestan calon presiden dari Partai Demokrat di Baltimore, kota terbesar di negara bagian itu, tempat dia pernah menjabat dua kali sebagai walikota sebelum terpilih sebagai gubernur.
Baltimore menjadi sorotan bulan April ketika kerusuhan dan penjarahan pecah di sebuah permukiman miskin pasca kematian seorang tersangka kulit hitam dalam tahanan polisi. Enam polisi didakwa dengan pasal kriminal karena keterlibatan mereka dalam penangkapan tersangka itu.
Kekacauan membuat kepemimpinan O’Malley sewaktu masih menjabat sebagai walikota mendapat sorotan, ketika dia menyerukan taktik “toleransi nol” terhadap para pelanggar hukum untuk mengurangi kriminalitas, kebijakan yang membuat hubungan antara komunitas miskin dan polisi di kota itu tegang.