Mantan bintang tenis James Blake dibanting ke tanah, diborgol dan ditahan sekitar 15 menit di kota New York, Rabu (9/9), sebelum polisi sadar mereka menangkap pria yang salah dalam jaringan pencurian identitas, menurut laporan harian Daily News.
Insiden itu terjadi saat Blake, mantan petenis nomor empat dunia, sedang menunggu mobil di luar sebuah hotel di pusat daerah Manhattan untuk membawanya ke pertandingan AS Terbuka, ujarnya pada harian tersebut.
Blake mengatakan setelah ia didorong dengan kasar ke trotoar, ia diringkus oleh lima polisi kulit putih berpakaian preman. Namun, warga New York berkulit hitam itu tidak menyebut insiden tersebut sebagai 'racial profiling' atau penyaringan oleh polisi berdasarkan ras.
"Saya tidak tahu apakah sesederhana itu," ujar Blake, 35, kepada Daily News.
"Bagi saya, ini sebuah pemaksaan yang tidak perlu oleh polisi, apapun ras saya."
"Dalam pikiran saya, mungkin ada faktor ras di dalamnya. Bagaimanapun, tidak ada alasan bagi seseorang untuk melakukannya kepada siapa pun."
Polisi mengatakan bahwa Blake telah keliru diidentifikasi sebagai "saksi yang bekerja sama" yang terlibat dalam lingkaran pembelian ponsel lewat penipuan. Mereka menambahkan bahwa dugaan penggunaan kekerasan secara berlebihan akan diselidiki oleh pihak internal.
"Begitu Blake telah diidentifikasi dengan benar dan terbukti tidak ada hubungan dengan investigasi, ia segera dibebaskan dari tahanan polisi," ujar Departemen Kepolisian New York dalam pernyataan tertulis.
Para penyelidik memeriksa video pemantauan dari insiden itu dan seorang petugas telah ditugaskan untuk kasus ini, menurut NYPD Rabu (9/9) malam.
Blake yang telah dijadwalkan untuk bertanding untuk Time Warner Cable dalam turnamen AS Terbuka di daerah Queens, menderita luka di siku kiri dan kaki kirinya lebam-lebam.
"Saya punya sumber daya untuk menghadapi hal ini," ujar Blake.
"Saya punya suara. Bagaimana dengan seseorang yang tidak punya sumber daya dan tidak memiliki suara?," cetusnya.
