Tautan-tautan Akses

Mantan Ajudan Gedung Putih Bantah Ukraina Campuri Pemilu AS Tahun 2016


Mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Fiona Hill, memberikan kesaksian hari Kamis (21/11).
Mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Fiona Hill, memberikan kesaksian hari Kamis (21/11).

Mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan dalam penyelidikan pemakzulan Presiden Donald Trump hari Kamis (21/11), bahwa pendapat yang menyebut Ukraina, bukan Rusia, yang mencampuri pemilu AS tahun 2016 lalu adalah “narasi fiktif.”

Fiona Hill, dalam kesaksiannya di hadapan Komite Intelijen DPR Amerika, membantah keteranganTrump bahwa mungkin Russia telah campur tangan dalam pemilu 2016, tapi ia menerima bantahan presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Rusia tidak campur tangan untuk membantunya.

Hill juga menyebut pada 25 Juli lalu, ketika Trump berbicara lewat telpon dengan presiden Ukraina Zelensky, yang menjadi inti pemeriksaan pemakzulan ini, Trump minta bantuan Zelenskiy agar membantunya, untuk menyelidiki lawan politik utamanya dalam pemilu 2020 mendatang, mantan Wakil Presiden Joe Biden.

Selain itu, David Holmes, pejabat karir departemenluar negeri yang bekerja pada Kedubes AS di Kyiv, juga bersaksi hari Kamis, menyebut percakapan telepon yang dia dengar secara tidak sengaja tanggal 26 Juli dalam sebuah restauran di Kyiv ketika Sondland menelepon Trump, sehari setelah percakapan Trump dengan Zelenskiy.

“Jadi, apakah dia akan melakukan investigasinya?” Holmes mengutip pertanyaan Trump.

Sondland, menurut Holmes, menjawab, “Dia akan melakukannya.”

Trump dalam upayanya melemahkan kesaksian Holmes, membuat cuitan pada akun Twitternya, “Saya telah melihat orang-orang melakukan percakapan telepon sepanjang hidup saya. Pendengaran saya selama ini selalu sangat baik. Belum pernah saya melihat seseorang berbicara di telepon, yang tidak melalui speakerphone, yang bisa didengar atau dimenegerti orang lain. Saya pernah mencobanya namun tidak bisa. Coba saja sendiri!” (ti/ii)

XS
SM
MD
LG