Tautan-tautan Akses

Malala Raih Penghargaan Tertinggi HAM Uni Eropa


Malala Yousafzai mengangkat piala RAW (Reach All Women) Anna Politkovskaya penghargaan untuk wanita yang berjasa dalam perang, yang dianugerahkan kepadanya di Southbank Centre, London, 4 Oktober 2013 (Foto: dok). Anggota parlemen Uni Eropa menganugerahkan penghargaan tertinggi untuk HAM "Sakharov Prize for Freedom of Thought" kepada Malala, dengan hadiah uang $65.000, di Brussels, Kamis (10/10).
Malala Yousafzai mengangkat piala RAW (Reach All Women) Anna Politkovskaya penghargaan untuk wanita yang berjasa dalam perang, yang dianugerahkan kepadanya di Southbank Centre, London, 4 Oktober 2013 (Foto: dok). Anggota parlemen Uni Eropa menganugerahkan penghargaan tertinggi untuk HAM "Sakharov Prize for Freedom of Thought" kepada Malala, dengan hadiah uang $65.000, di Brussels, Kamis (10/10).

Uni Eropa memberikan penghargaan tertinggi untuk hak asasi manusia kepada Malala Yousafzai, gadis Pakistan yang nyaris tewas setelah ditembak Taliban karena upayanya memajukan pendidikan bagi perempuan.

Anggota parlemen Uni Eropa mengumumkan pemenang penghargaan tertinggi untuk hak asasi manusia "Sakharov Prize for Freedom of Thought" di Brussels, Kamis (10/10). Malala Yousafzai, pemenang anugerah HAM tersebut memperoleh hadiah uang $ 65.000.

Malala berusia 11 tahun saat ia menjadi aktivis untuk pendidikan perempuan, kebebasan, dan penentuan nasib sendiri di Lembah Swat Pakistan, di mana perempuan dilarang bersekolah oleh Taliban pada tahun 2009. Dia mulai menulis blog dengan nama samaran, dan dengan cepat menjadi suara terkemuka bagi hak-hak perempuan.

Dia selamat dari upaya pembunuhan Taliban saat naik bus sekolah pada tahun 2012 dan menjalani beberapa operasi di Inggris untuk membuang peluru dari lehernya dan mengurangi pembengkakan otaknya.

Sejak itu, dia tinggal di Inggris dan melanjutkan aktitasnya dengan menyampaikan pidato di PBB pada bulan Juli dan menerbitkan memoar minggu ini, pada ulang tahun pertama serangan terhadap dirinya.

Pemenang Penghargaan Sakharov sebelumnya termasuk ikon anti-apartheid Afrika Selatan Nelson Mandela, mantan Sekjen PBB Kofi Annan, dan pemimpin demokrasi Burma Aung San Suu Kyi.

Recommended

XS
SM
MD
LG