WASHINGTON, DC —
Menurut laporan terbaru, hampir 16.000 anak di seluruh dunia meninggal setiap hari akibat masalah terkait kelaparan. Bahkan negara-negara maju menghadapi masalah kelaparan. Hampir 15 persen rumahtangga di Amerika kesulitan mendapatkan makanan. Padahal pada saat sama, warga Amerika membuang 40 persen makanan.
Mahasiswa University of Maryland, Ben Simon dan teman-temannya tidak tahan melihat makanan yang masih layak dibuang di kampus mereka.
"Kami pada dasarnya melihat sejumlah kelebihan makanan dari ruang makan dibuang setiap hari. Kami lalu menemui petugas bagian penyediaan makan dan meminta izin untuk menyumbangkan makanan itu daripada makanan-makanan itu dibuang. Ternyata mereka mengizinkan," ujarnya.
Jadi, 18 bulan lalu, para mahasiswa itu memulai apa yang disebut Food Recovery Network atau Jaringan Pemanfaatan Makanan. Setiap malam, sukarelawan datang ke ruang makan kampus untuk mengambil kelebihan makanan dan mengirimnya ke rumah-rumah penampungan setempat dan bank-bank makanan.
Sejauh ini, mereka telah menyumbangkan lebih dari 23.000 kilo makanan, yang kalau tidak disumbangkan, akan dibuang.
Kini, jumlah kelebihan makanan juga berkurang setiap kali petugas-petugas ruang makan kampus membersihkan nampan-nampan dari ruang makan.
Rob Fahey, juru masak di kampus itu, mengatakan, "Kami tidak menggunakan nampan karena jelas mahasiswa mengisi nampan sebanyak-banyaknya. Kami menggunakan piring karena dengan cara ini hanya sebanyak itulah makanan yang bisa mereka ambil. Mereka boleh kembali antre untuk menambah makanan jika mau. Cara ini mencegah pemborosan makanan."
Di seluruh Amerika, makanan bernilai 165 miliar dolar terbuang setiap tahun, menurut National Resources Defense Council. Jurubicara Bob Keefe mengatakan, jumlah itu sekitar 40 persen produksi pangan di seluruh Amerika.
Jaringan Pemanfaatan Makanan University of Maryland kini memiliki 200 sukarelawan dan program itu telah diperluas ke 18 kampus di seluruh Amerika.
Mahasiswa University of Maryland, Ben Simon dan teman-temannya tidak tahan melihat makanan yang masih layak dibuang di kampus mereka.
"Kami pada dasarnya melihat sejumlah kelebihan makanan dari ruang makan dibuang setiap hari. Kami lalu menemui petugas bagian penyediaan makan dan meminta izin untuk menyumbangkan makanan itu daripada makanan-makanan itu dibuang. Ternyata mereka mengizinkan," ujarnya.
Jadi, 18 bulan lalu, para mahasiswa itu memulai apa yang disebut Food Recovery Network atau Jaringan Pemanfaatan Makanan. Setiap malam, sukarelawan datang ke ruang makan kampus untuk mengambil kelebihan makanan dan mengirimnya ke rumah-rumah penampungan setempat dan bank-bank makanan.
Sejauh ini, mereka telah menyumbangkan lebih dari 23.000 kilo makanan, yang kalau tidak disumbangkan, akan dibuang.
Kini, jumlah kelebihan makanan juga berkurang setiap kali petugas-petugas ruang makan kampus membersihkan nampan-nampan dari ruang makan.
Rob Fahey, juru masak di kampus itu, mengatakan, "Kami tidak menggunakan nampan karena jelas mahasiswa mengisi nampan sebanyak-banyaknya. Kami menggunakan piring karena dengan cara ini hanya sebanyak itulah makanan yang bisa mereka ambil. Mereka boleh kembali antre untuk menambah makanan jika mau. Cara ini mencegah pemborosan makanan."
Di seluruh Amerika, makanan bernilai 165 miliar dolar terbuang setiap tahun, menurut National Resources Defense Council. Jurubicara Bob Keefe mengatakan, jumlah itu sekitar 40 persen produksi pangan di seluruh Amerika.
Jaringan Pemanfaatan Makanan University of Maryland kini memiliki 200 sukarelawan dan program itu telah diperluas ke 18 kampus di seluruh Amerika.