Kamboja, Kamis (15/4) mulai memberlakukan lockdown di Phnom Penh dan sejumlah distrik satelit ibukota untuk menahan lonjakan infeksi virus corona di negara yang sebagian besar telah berhasil menahan laju infeksi.
Aturan lockdown yang diumumkan Perdana Menteri Hun Sen pada Rabu malam, warga dilarang meninggalkan rumah kecuali pergi bekerja, membeli makanan atau perawatan medis.
Polisi berjaga di pos-pos pemeriksaan hari Kamis (15/4) di Phnom Penh meminta para pengendara menunjukkan dokumen kerja dan kartu identitas agar bisa lewat, sebagaimana ditunjukkan dalam tayangan televisi di media lokal.
Dalam sebuah pesan suara yang diposting di laman Facebook resmi miliknya, Hun Sen memperingatkan bahwa Kamboja berada di ambang "lembah kematian" dan mendesak masyarakat bekerja sama untuk menghindari bencana itu.
"Tujuan dari lockdown untuk memerangi penyebaran COVID-19 dan penutupan ini bukan untuk membuat warga meninggal atau menderita," papar Hun Sen.
Negara Asia Tenggara itu merupakan salah satu negara dengan infeksi virus corona terkecil di dunia, namun wabah yang dimulai akhir Februari 2020 telah menyebabkan lonjakan hampir 10 kali lipat dan menjadi 4.874 kasus dalam dua bulan. Kematian pertama tercatat dengan 36 kematian akibat COVID-19.
Beberapa jam sebelum lockdown, pesan Hun Sen bocor di media sosial, memicu kepanikan pembelian makanan dan barang-barang lainnya di toko-toko oleh penduduk di Phnom Penh dan daerah Takhmau sekitarnya, di mana lockdown juga telah diberlakukan. [mg/jm]