Tautan-tautan Akses

Lolos Uji Kelayakan dan Kepatutan Senat, Hegseth Resmi Jadi Menhan Amerika 


Pete Hegseth, calon Menteri Pertahanan pilihan Presiden terpilih Donald Trump, bersaksi dalam sidang konfirmasi di Komite Angkatan Bersenjata Senat, 14 Januari 2025, di Capitol Hill, Washington, DC. (Foto: AFP)
Pete Hegseth, calon Menteri Pertahanan pilihan Presiden terpilih Donald Trump, bersaksi dalam sidang konfirmasi di Komite Angkatan Bersenjata Senat, 14 Januari 2025, di Capitol Hill, Washington, DC. (Foto: AFP)

Para pendukung berpendapat bahwa pengalaman Hegseth di Afghanistan dan Irak memberinya wawasan yang lebih baik untuk memimpin Departemen Pertahanan, dibandingkan dengan pejabat yang lebih berpengalaman yang biasanya dipertimbangkan untuk menduduki posisi tersebut.

Senat Amerika Serikat mengonfirmasi Pete Hegseth, mantan pembawa acara Fox News, sebagai kepala Pentagon pada Jumat (24/1), meskipun adanya keraguan tentang kemampuannya dalam memimpin militer terkuat di dunia tersebut.

Tiga senator Partai Republik menentang nominasi Donald Trump untuk posisi Menteri Pertahanan, menghasilkan hasil seri 50-50 yang memaksa wakil presiden J.D. Vance untuk memberikan suara penentu. Itu adalah kali kedua dalam sejarah seorang wakil presiden harus turun tangan untuk memastikan persetujuan calon kabinet.

Hasil yang ketat tersebut menyoroti kekhawatiran mengenai Hegseth, yang akan memimpin Pentagon di tengah perang Ukraina, ketegangan di Timur Tengah meskipun ada gencatan senjata di Lebanon dan Gaza, serta saat Trump memperbesar peran militer dalam pengamanan perbatasan Amerika-Meksiko.

Pria berusia 44 tahun itu adalah mantan perwira Garda Nasional Angkatan Darat yang hingga baru-baru ini bekerja sebagai pembawa acara Fox News -- salah satu saluran televisi favorit Trump.

Pete Hegseth, calon Menteri Pertahanan pilihan Presiden terpilih Donald Trump, mengacungkan jempol saat meninggalkan gedung DPR di Washington, setelah sidang konfirmasi Komite Angkatan Bersenjata Senat, pada 14 Januari 2025. (Foto: AP)
Pete Hegseth, calon Menteri Pertahanan pilihan Presiden terpilih Donald Trump, mengacungkan jempol saat meninggalkan gedung DPR di Washington, setelah sidang konfirmasi Komite Angkatan Bersenjata Senat, pada 14 Januari 2025. (Foto: AP)

Hegseth dikenal lewat sikapnya yang agresif di media, loyalitas yang tak tergoyahkan, dan memiliki penampilan menarik, yang merupakan ciri khas anggota tim Trump.

Para pendukung berpendapat bahwa pengalaman Hegseth di Afghanistan dan Irak memberinya wawasan yang lebih baik untuk memimpin Departemen Pertahanan, dibandingkan dengan pejabat yang lebih berpengalaman yang biasanya dipertimbangkan untuk menduduki posisi tersebut.

Ia bertekad untuk memfokuskan militer pada "penyelesaian misi" dan mengembalikan "budaya prajurit" ke Pentagon.

Dalam proses pengesahannya, Partai Republik mengabaikan kekhawatiran terkait kurangnya pengalaman Hegseth dalam memimpin organisasi sebesar Departemen Pertahanan, yang merupakan instansi dengan jumlah personel terbesar, yaitu sekitar tiga juta orang, di Amerika Serikat.

Mereka juga menyetujui Hegseth meskipun ada tuduhan pengelolaan keuangan yang buruk di lembaga nirlaba veteran tempat ia bekerja sebelumnya.

Saat ditanya selama sidang pengukuhannya pada minggu lalu mengenai kritik yang ia terima, Hegseth menyatakan bahwa ada "kampanye fitnah terkoordinasi" terhadapnya, dan bahwa ia "bukan orang yang sempurna, tetapi penebusan dosa itu nyata."

Trump mendukungnya dengan mengatakan kepada wartawan pada Jumat: "Pete adalah orang yang sangat, sangat baik."

Namun, tiga anggota Partai Republik — senator Susan Collins, Mitch McConnell, dan Lisa Murkowski — tidak yakin dan memilih untuk menentangnya. [ah/ft]

Forum

XS
SM
MD
LG