Liburan di Bali untuk Raja Arab Saudi Salman dan rombongannya yang besar telah berubah menjadi sebuah latihan militer untuk tuan rumah Indonesia.
Raja berusia 81 tahun itu dan rombongannya yang mencapai 1.500 orang, termasuk 25 pangeran dan 10 menteri, terbang Sabtu (4/3) ke Bali dengan sembilan pesawat jet penumpang untuk liburan privat. Mereka akan dijaga setidaknya oleh 2.500 polisi dan tentara, dan kapal-kapal angkatan laut akan ditempatkan di lepas pantai.
Jet Boeing 747 Raja akan disambut di bandara Bali dengan eskalator warna emas miliknya. Kunjungan itu didahului oleh dua pesawat berisi kargo, termasuk piring, karpet dan dua mobil Mercedes anti-peluru, menurut pejabat bea cukai Budi Harjanto.
Tur Raja Salman ke Asia bertujuan untuk membangun hubungan dengan ekonomi-ekonomi Asia yang tumbuh cepat dan meningkatkan investasi untuk melakukan diversifikasi ekonomi Saudi, menjauh dari kebergantungan dari minyak. Kemewahan kunjungan resminya, diselingi liburan-liburan, berlangsung setelah langkah penghematan di dalam negeri yang disebabkan oleh harga minyak yang rendah.
Di pantai pasir putih di depan resor St. Regis di Bali, salah satu hotel bintang lima tempat rombongan Saudi tinggal, layar-layar setinggi 2 meter dipasang untuk melindungi para tamu dari mata jahil. Sebuah tangga kayu telah dipasang bagi para anggota kerajaan untuk mengakses air laut.
"Tentu akan ada keamanan laut karena ada bagian pantai tempat (Raja) akan tinggal," ujar Panglima Daerah Militer Udayana, Mayor Jenderal TNI Kustanto Widiatmoko.
Kustanto mengatakan enam kapal akan ditempatkan bersama dengan polisi antiterorisme dan penembak jitu, menambahkan bahwa ia berharap keamanan tidak akan mengganggu privasi kelompok Saudi.
Liburan Kontroversial
Liburan-liburan Raja telah menimbulkan kontroversi karena gangguan yang ia sebabkan. Ia memperpendek liburannya tahun 2015 di French Riviera setelah warga setempat marah ketika pantai umum di Vallauris ditutup dan beton dikucurkan ke pasir untuk lift sementara.
Setelah memulai tur Asia di Malaysia pada 26 Februari, Raja Salman juga akan mengunjungi Brunei, Jepang, China, Maladewa dan Yordania dalam perjalanan satu bulan di wilayah ini untuk mempromosikan kerajaan sebagai tujuan investasi.
Pemasok minyak teratas di Asia itu berencana melakukan privatisasi aset-aset negara, memupuk sektor-sektor swasta non-minyak dan membuka pasar-pasarnya untuk investor-investor asing, setelah merosotnya harga-harga minyak yang memangkas pendapatan negara dan menyebabkan defisit anggaran.
Salah satu fokus utama rencana itu adalah untuk menjual saham-saham di raksasa minyak negara Saudi Aramco, yang oleh otoritas Saudi dikatakan dapat menggalang dana sampai US$100 miliar, dalam penjualan saham yang sejauh ini akan menjadi yang terbesar di dunia.
Wisata Timur Tengah
Komunitas bisnis Bali berharap kunjungan Raja dapat mendorong lebih banyak turis Timur Tengah untuk datang ke pulau dewata.
"Ketika mereka tahu bahwa Raja dan rombongannya telah datang ke Bali, mereka akan menyadari bahwa Bali adalah tujuan wisata kelas dunia, jadi otomatis mereka akan berpikir untuk datang juga ke Bali," ujar Ketut Ardana, ketua Asosiasi Agen-agen Perjlanan Indonesia (ASITA) cabang Bali kepada Reuters.
Mila Artini, perwakilan grup taksi Blue Bird di Bandar Udara Ngurah Rai di Bali, mengtakan rombongan Saudi telah memesan seluruh armada limosin sampai akhir kunjungan Raja pada 12 Maret.
Armada tambahan 200 limosin Mercedes telah dibawa dari Jakarta untuk kunjungan itu, ujar Arif, seorang sopir taksi Muslim, yang mengatakan Saudi akan disambut di Bali. "Agama di sini berbeda, tapi itu bukan masalah karena ada banyak Muslim di sini. Makanan halal ada di semua wilayah," ujarnya.
Pemerintah ingin menjaring lebih dari dua kali lipat jumlah turis Muslim tahun lalu sampai lima juta pda 2019, ujar kepala tim pengembangan dan akselerasi wisata halal di Kementerian Pariwisata Indonesia.
"Selain potensi jumlah yang besar dari negara-negara Muslim, daya beli mereka juga lebih besar," ujar Riyanto Sofyan, menambahkan bahwa turis-turis Muslim menghabiskan sekitar US$1.700 per kunjungan, dibandingkan dengan $1.100 oleh rata-rata turis asing lain.
Naik Unta
Menuju arah Nusa Dua di selatan Bali tempat raja tinggal, polisi dengan rompi-rompi berwarna terang memeriksa mobil-mobil di pos-pos pemeriksaan.
Meski tidak khusus dibawa untuk para tamu Saudi, pantai di Nusa Dua punya sesuatu untuk membuat mereka merasa ada di negar sendiri, yaitu unta.
Minarto, yang mengatur unta-unta ini di depan resor Hilton Bali, mengatakan grup Saudi telah memesan 100 paket naik unta masing-masing selama setengah jam.
"Kami sibuk dan mereka minta terlalu banyak. Jumlah unta yang ada terbatas," ujar Minarto, yang merawat lima unta yang dibawa dari Australia bertahun-tahun lalu. [hd]