Sebuah lembaga pemantau demokrasi yang berbasis di Amerika, Freedom House, mengatakan kebebasan pers menurun di seluruh dunia, tepat sejajar dengan hak-hak politik dan kebebasan sipil.
Dalam laporan tahunannya yang dirilis hari Rabu, kelompok nonpemerintah itu mengatakan kebebasan pers global menurun ke titik terendah dalam lebih dari satu dekade karena tindakan keras terus-menerus terhadap media independen di negara-negara otoriter dan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap wartawan dalam masyarakat tradisional yang bebas.
Menurut laporan itu, kebebasan pers telah memburuk di seluruh dunia dengan “bentuk-bentuk penindasan baru yang berlaku di masyarakat terbuka maupun di negara-negara otoriter.”
Sarah Repucci, direktur senior untuk penelitian dan analisis di Freedom House, mengatakan kepada VOA bahwa laporan itu mendapati kebebasan pers yang menurun di “dua ujung spektrum.”
Di satu sisi, rezim yang diketahui menghambat pers terus menggunakan “taktik yang sangat akrab: penangkapan jurnalis, ancaman terhadap keselamatan mereka, pemberlakuan hukum yang represif, dan penerapan hukum pencemaran nama baik yang mengkriminalisasi kebebasan berbicara,” katanya. Tetapi, di sisi lain, laporan tersebut menemukan para pemimpin yang terpilih secara demokratis menggunakan taktik baru untuk “memanipulasi media dengan cara yang sangat halus yang memungkinkan mereka untuk mengendalikan pesan yang sampai ke masyarakat.” (lt)