Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan empat petugas keamanan tewas dan lima lainnya luka dalam serangan bom bunuh diri di dekat masjid Nabawi di Madinah, masjid kedua tersuci di dunia setelah Masjidil Haram.
“Empat petugas keamanan menjadi martir dan lima lainnya luka-luka dalam upaya melumpuhkan penyerang yang meledakkan bom yang dibawanya ketika ia menuju ke masjid,” tulis Kementerian itu melalui akun Twitter.
Ledakan di Madinah ini merupakan ledakan ketiga yang menghantam Arab Saudi dalam 24 jam terakhir. Sebelumnya terjadi ledakan bom bunuh diri di dekat konsulat Amerika di Jeddah yang menewaskan pelaku, disusul ledakan kedua beberapa jam kemudian di dekat sebuah masjid di Qatif.
Ledakan ini terjadi beberapa saat sebelum Maghrib, ketika orang bersiap berbuka puasa di dalam masjid. Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan penyerang meledakkan bom yang dibawanya di lapangan parkir setelah para petugas keamanan yang curiga mendekatinya. Sejumlah mobil terbakar dan asap hitam mengepul di udara, sementara ribuan jemaat memadi jalan-jalan di sekitar kompleks masjid itu.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan itu.
Kantor berita Associated Press mengutip Altayeb Osama, warga Sudan berusia 25 tahun yang sedang berkunjung ke Madinah mengatakan ia mendengar dua ledakan bom yang berselang satu menit, ketika ia sedang berjalan menuju ke masjid.
Ditambahkannya, tak lama kemudian tampak polisi dan mobil pemadam kebakaran di lokasi itu. “Sangat menghenyakkan melihat hal seperti ini terjadi di tempat suci kedua bagi warga Muslim di dunia. Ini jelas bukan tindakan yang mencerminkan Islam”, ujar Osama. “Orang-orang tidak pernah membayangkan hal ini bisa terjadi di sini,” tukasnya.
Keluarga Al Saud yang berkuasa memiliki legitimasi sebagai pihak yang mengurus dan menjaga keberlangsungan ibadah haji dan sekaligus keberadaan dua tempat paling suci bagi pemeluk agama Islam: Mekkah dan Madinah. Serangan itu mungkin merupakan upaya untuk merongrong legitimasi Kerajaan Arab Saudi tersebut.
Tahun 1979 sejumlah ekstremis mengambil alih Masjidil Haram di Mekkah selama dua minggu, menuntut keluarga kerajaan Arab Saudi untuk mengundurkan diri.
Tahun lalu pemerintah Arab Saudi dituduh lalai oleh banyak pihak – terutama Iran – karena insiden terinjak-injak pada pelaksanaan salah satu ritual ibadah haji yang menewaskan 2.426 orang. Juga ketika sebuah derek di kompleks Masjidil Haram jatuh dan menewaskan 11 jemaah.
Arab Saudi telah menjadi target serangan ISIS yang menewaskan puluhan orang. Bulan Juni lalu Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi melaporkan terjadinya 26 serangan dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
Sementara itu, KBRI Riyadh dan KJRI Jeddah mengimbau semua warga Indonesia di Arab Saudi supaya meningkatkan kewaspadaan dan keamanan pribadi dan keluarga, mengingat terjadinya serangkaian aksi bom bunuh diri di beberapa daerah dalam 24 jam terakhir ini.
Mencermati perkembangan situasi keamanan itu KBRI Riyadh dan KJRI Jeddah menyarankan seluruh warga Indonesia yang sedang berada di Arab Saudi untuk menghindari daerah/wilayah yang berpotensi membahayakan keamanan. Warga juga disarankan selalu membawa identitas diri saat bepergian.
Dalam keterangan pers yang diterima VOA Senin (4/7) sore, kedua kantor perwakilan Indonesia di Arab Saudi itu meminta warga menyampaikan informasi terkait perkembangan keamanan di lokasi di mana mereka tinggal ke jaringan hotline KBRI Riyadh di +96659888-1945 dan hotline KJRI Jeddah di +9665817-1945. [em]