Sedikitnya 72 orang tewas dalam gelombang serangan yang terkoordinasi di seluruh Irak yang menarget para peziarah Muslim Syiah yang berkumpul untuk peringatan keagamaan tahunan. Hampir 260 orang lainnya cedera dalam salah satu hari paling berdarah sejak pasukan Amerika ditarik dari negara itu.
Sebagian besar bom meledak di Baghdad dan kota-kota Irak selatan; Hilla, Karbala dan Haswa – daerah-daerah dominasi Muslim Syiah yang sebelumnya ditarget oleh pemberontak Muslim Sunni.
Hampir 30 orang tewas ketika empat ledakan menghantam para peziarah yang berpawai di Baghdad untuk memperingati kematian pemuka agama Muslim Syiah Imam Moussa al-Kadhim, seorang cicit Nabi Muhammad.
Di Hilla, ledakan dua bom mobil menewaskan sedikitnya 20 orang dan hampir 40 orang cedera. Sebuah bom mobil yang diparkir juga meledak dekat para peziarah di kota suci Syiah Karbala, menewaskan dua dan mencederai 22 orang lainnya. Ledakan lainnya menargetkan penduduk Kurdi di Irak utara.
Jumlah peziarah memuncak hari Sabtu, meningkatkan kemungkinan kekerasan lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang.
Pemboman dan penembakan itu bertepatan dengan krisis politik Irak di mana penganut Muslim Sunni yang minoritas dan anggota parlemen Kurdi berupaya menggeser Perdana Menteri Nouri al-Maliki, penganut Muslim Syiah, dari jabatan, dan menuduhnya memonopoli kekuasaan.
Sebagian besar bom meledak di Baghdad dan kota-kota Irak selatan; Hilla, Karbala dan Haswa – daerah-daerah dominasi Muslim Syiah yang sebelumnya ditarget oleh pemberontak Muslim Sunni.
Hampir 30 orang tewas ketika empat ledakan menghantam para peziarah yang berpawai di Baghdad untuk memperingati kematian pemuka agama Muslim Syiah Imam Moussa al-Kadhim, seorang cicit Nabi Muhammad.
Di Hilla, ledakan dua bom mobil menewaskan sedikitnya 20 orang dan hampir 40 orang cedera. Sebuah bom mobil yang diparkir juga meledak dekat para peziarah di kota suci Syiah Karbala, menewaskan dua dan mencederai 22 orang lainnya. Ledakan lainnya menargetkan penduduk Kurdi di Irak utara.
Jumlah peziarah memuncak hari Sabtu, meningkatkan kemungkinan kekerasan lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang.
Pemboman dan penembakan itu bertepatan dengan krisis politik Irak di mana penganut Muslim Sunni yang minoritas dan anggota parlemen Kurdi berupaya menggeser Perdana Menteri Nouri al-Maliki, penganut Muslim Syiah, dari jabatan, dan menuduhnya memonopoli kekuasaan.