Lebih sejuta orang berkumpul di sebuah tempat suci di Uganda, dimana Paus Fransiskus mengadakan misa udara terbuka pada bagian kedua perlawatan Afrikanya.
Misa itu diadakan di sebuah tempat suci di Namugongo untuk menghormati puluhan orang martir yang dibakar hingga meninggal dunia oleh raja setempat dalam akhir tahun 1800-an karena tidak mau meninggalkan agama mereka.
Setelah misa, Sri Paus mengadakan rapat umum bersama kaum muda, mengunjungi badan organisasi amal, dan bertemu dengan para pemimpin agama setempat, sementara ia meneruskan hari kedua kunjungannya di Uganda.
Hari Jumat (27/11), Paus Fransiskus memuji Uganda atas tindakannya yang luar biasa menyambut pengungsi dari bagian lain Afrika.
“Disini di Afrika Timur, Uganda telah menunjukkan keprihatinan yang luar biasa dengan sambutan baiknya bagi pengungsi yang memungkinkan mereka membina kehidupan mereka dalam lingkungan aman dan dengan perasaan dihargai,” kata Sri Paus setelah terbang ke kota Entebbe hari Jumat. “Bagaimana kita menerima mereka adalah ujian kemanusiaan kita.”
Badan Pengungsi PBB mengatakan Uganda menampung lebih dari 500 ribu orang pengungsi, sebagian besar dari mereka melarikan diri dari konflik dan kekerasan di Republik Demokrasi Kongo dan Sudan Selatan.
Paus Fransiskus juga mengatakan “dunia memandang Afrika sebagai benua pengharapan,” dan mengemukakan bahwa perlawatannya ke tiga negara bertujuan menarik perhatian pada pencapaian dan perjuangan Afrika. [gp]