Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan pada hari Jumat (3/6) bahwa pihaknya mencatat ada lebih dari 700 kasus cacar monyet di seluruh dunia, termasuk 21 kasus di Amerika Serikat, di mana penyedilikan sementara menunjukkan bahwa penyakit itu mulai menyebar di negeri Paman Sam.
Enam belas dari 17 kasus pertama menimpa laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, menurut laporan terbaru CDC, dan 14 di antaranya diperkirakan terkait dengan perjalanan.
Ada pasien yang sudah pulih, ada pula yang masih dalam tahap pemulihan. Sejauh ini tidak ada kasus yang menyebabkan kematian.
“Ada juga beberapa kasus di AS yang kami tahu berhubungan dengan kasus terkonfirmasi lainnya,” kata Jennifer McQuiston, wakil direktur Divisi Patogen dan Patologi Konsekuensi Tinggi CDC, kepada wartawan melalui telepon.
“Ada juga satu kasus di AS yang tidak ada hubungannya dengan perjalanan dan kami tidak tahu bagaimana mereka terinfeksi.”
Cacar monyet, atau monkeypox, adalah penyakit langka yang berhubungan dengan– tetapi tidak separah – penyakit cacar. Gejalanya berupa ruam yang menyebar, demam, kedinginan dan rasa nyeri.
Meski biasanya ditemukan di Afrika barat dan tengah, kasus-kasus kali ini dilaporkan muncul di Eropa sejak bulan Mei, dan jumlah negara yang terdampak semakin banyak.
Kanada juga merilis data terbaru hari Jumat (3/6), di mana terdapat 77 kasus yang sudah terkonfirmasi – hampir seluruhnya terdeteksi di Provinsi Quebec, di mana vaksin cacar sudah dikirimkan.
Meski perebakan kali ini diduga berkaitan dengan festival gay di Eropa, cacar monyet tidak dianggap sebagai penyakit menular seksual, dengan faktor risiko utama adalah kontak kulit-ke-kulit yang dekat dengan seseorang yang menderita luka cacar monyet.
Seseorang dianggap menular sampai semua luka menjadi keropeng dan kulit baru mulai terbentuk. [rd/ah]