Gedung Putih mengatakan pemerintahan Obama sedang melangsungkan kajian terhadap dukungan koalisi pimpinan Arab Saudi yang bertempur di Yaman, pasca serangan udara hari Sabtu (8/10) yang menewaskan lebih dari 140 pelayat di sebuah pemakaman di ibukota Sana’a. Lebih dari 500 lainnya luka-luka.
Dalam pernyataan Sabtu malam, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Ned Price mengatakan “kami sangat terusik dengan laporan serangan udara di sebuah tempat pemakaman hari ini, yang tampaknya “merupakan serangkaian serangan yang meresahkan terhadap warga sipil Yaman.”
Amerika : “Kerjasama Keamanan dengan Arab Saudi Bukan Cek Kosong”
“Kerjasama keamanan Amerika dengan Arab Saudi bukan cek kosong,” ujar Price dan menambahkan bahwa Amerika mendukung operasi pimpinan Arab Saudi di Yaman yang sudah “dikurangi secara signifikan.”
Amerika – tambah Price – “bersiap untuk menyesuaikan dukungan kami bagi koalisi pimpinan Arab Saudi sehingga bisa lebih selaras dengan prinsip, nilai dan kepentingan Amerika, termasuk untuk segera mengakhiri konflik tragis di Yaman.”
Informasi Serangan Udara di Yaman Masih Simpang Siur
Hingga Minggu dini hari (9/10) rincian serangan udara itu masih belum jelas. Sejumlah laporan dari tempat kejadian mengatakan para pekerja bantuan menggunakan karung-karung untuk mengumpulkan ratusan potongan tubuh yang berserakan diantara puing-puing bangunan dan daerah di luar gedung yang diserang itu.
Sebagian berita tentang pertumpahan darah itu mengatakan kehancuran itu disebabkan oleh beberapa misil yang ditembakkan oleh satu atau lebih pesawat tempur, yang bisa jadi merupakan serangan paling berdarah sejak kampanye udara Arab Saudi di Yaman pada Maret 2015. Arab Saudi menyangkal terlibat dalam insiden itu dan satu berita lokal mengatakan ada beberapa pembom bunuh diri yang terlibat.
Serangan Udara Terjadi Saat Upacara Pemakaman Tokoh Houthi
Koordinator kemanusiaan PBB di Yaman mengatakan lebih dari 500 orang luka-luka dalam serangan yang menarget upacara pemakaman ayah Jalal Al-Ruweishan, menteri dalam negeri pemerintah Houthi yang didukung Iran dan diperangi oleh Arab Saudi.
Seorang pejabat Houthi di lokasi kejadian mengutip seorang pekerja kemanusiaan yang mengatakan ledakan itu telah mengubah tempat itu menjadi “danau darah.”
Pasukan koalisi pemerintah Sunni di kawasan yang dipimpin Arab Saudi telah menyerang kelompok Houthi di Yaman, guna mendukung pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang didukung masyarakat internasional. Sebuah laporan PBB mengatakan serangan udara selama ini telah menewaskan hampir empat ribu orang.
Pemberontak Houthi – yang selama bertahun-tahun diduga telah didiskriminasi oleh pemerintah Sana’a – melancarkan pemberontakan tahun 2014 guna mengambilalih kekuasaan dari Presiden Hadi. Sejak saat itu lebih dari 10.000 orang tewas, sebagian besar diantaranya adalah warga sipil. [em]