Sebuah studi baru menunjukkan perekonomian China telah tumbuh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, menyebabkan beberapa analis memprediksi bahwa China mungkin akan melampaui Amerika Serikat sebagai perekonomian terbesar dunia sebelum akhir tahun ini.
Angka-angka tesebut dirilis hari Rabu dalam sebuah laporan oleh Program Perbandingan Internasional (ICP), yang merupakan bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
ICP mengevaluasi perekonomian berdasarkan paritas daya beli (PPP), yang memperkirakan daya beli uang di berbagai negara. Beberapa ekonom mengatakan metode itu membantu secara lebih akurat menentukan “output” ekonomi yang relatif suatu negara, karena perbandingan diperumit oleh nilai tukar.
Dengan menggunakan data terbaru, yang menghitung biaya hidup pada tahun 2011, program tersebut mengatakan PPP China adalah 20 persen lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya pada tahun 2005. Mengingat tingkat pertumbuhan China sejak saat itu, banyak ekonom memperkirakan China akan melampaui Amerika akhir tahun ini.
Dalam sebuah artikel berjudul “Crowning the Dragon” (Penobatan Naga), Rabu (30/4), majalah "The Economist" memprediksi bahwa China akan menjadi "negara unggulan di dunia" pada akhir 2014. Majalah itu menyatakan bahwa "Abad Amerika akan berakhir , dan Abad Pasifik akan dimulai." Koran Financial Times dan Guardian juga menerbitkan prediksi serupa.
Tapi tingkat PPP tidak memperhitungkan kekayaan per orang suatu negara. Ketika ini diperhitungkan, China dengan penduduk lebih 1,3 miliar orang, masih dianggap sebagai negara berkembang dan menempati urutan jauh di belakang Amerika Serikat .
Perekonomian China mengalami tingkat pertumbuhan mengejutkan dua ‘digit’ rata-rata selama tiga dekade sebelum melambat dalam beberapa tahun terakhir ini. Dalam hal produk domestik bruto, China diperkirakan akan mengambil alih posisi Amerika sebagai perekonomian terbesar dunia, tetapi banyak ekonom meperkirakan ini tidak akan terjadi sampai nanti dalam dekade ini.
Angka-angka tesebut dirilis hari Rabu dalam sebuah laporan oleh Program Perbandingan Internasional (ICP), yang merupakan bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
ICP mengevaluasi perekonomian berdasarkan paritas daya beli (PPP), yang memperkirakan daya beli uang di berbagai negara. Beberapa ekonom mengatakan metode itu membantu secara lebih akurat menentukan “output” ekonomi yang relatif suatu negara, karena perbandingan diperumit oleh nilai tukar.
Dengan menggunakan data terbaru, yang menghitung biaya hidup pada tahun 2011, program tersebut mengatakan PPP China adalah 20 persen lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya pada tahun 2005. Mengingat tingkat pertumbuhan China sejak saat itu, banyak ekonom memperkirakan China akan melampaui Amerika akhir tahun ini.
Dalam sebuah artikel berjudul “Crowning the Dragon” (Penobatan Naga), Rabu (30/4), majalah "The Economist" memprediksi bahwa China akan menjadi "negara unggulan di dunia" pada akhir 2014. Majalah itu menyatakan bahwa "Abad Amerika akan berakhir , dan Abad Pasifik akan dimulai." Koran Financial Times dan Guardian juga menerbitkan prediksi serupa.
Tapi tingkat PPP tidak memperhitungkan kekayaan per orang suatu negara. Ketika ini diperhitungkan, China dengan penduduk lebih 1,3 miliar orang, masih dianggap sebagai negara berkembang dan menempati urutan jauh di belakang Amerika Serikat .
Perekonomian China mengalami tingkat pertumbuhan mengejutkan dua ‘digit’ rata-rata selama tiga dekade sebelum melambat dalam beberapa tahun terakhir ini. Dalam hal produk domestik bruto, China diperkirakan akan mengambil alih posisi Amerika sebagai perekonomian terbesar dunia, tetapi banyak ekonom meperkirakan ini tidak akan terjadi sampai nanti dalam dekade ini.
