Tautan-tautan Akses

Laporan PBB: Serangan Tank Israel Menewaskan Jurnalis Reuters yang ‘Dapat Diidentifikasi dengan Jelas’ 


Jurnalis Reuters ketika tengah mengadakan liputan di Maras, Turki, pada 11 Februari 2023. (Foto: Reuters/Issam Abdallah)
Jurnalis Reuters ketika tengah mengadakan liputan di Maras, Turki, pada 11 Februari 2023. (Foto: Reuters/Issam Abdallah)

Tank Israel menewaskan seorang reporter Reuters Issam Abdallah di Lebanon tahun lalu setelah menembakkan dua peluru 120 mm ke arah sekelompok “jurnalis yang dapat diidentifikasi dengan jelas”, menurut hasil penyelidikan PBB terhadap insiden tanggal 13 Oktober 2023 itu. Temuan itu menunjukkan bahwa serangan tersebut melanggar hukum internasional.

Penyelidikan oleh Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL), yang dirangkum dalam sebuah laporan yang telah ditinjau oleh Reuters, mengatakan bahwa personelnya tidak mencatat adanya baku tembak di perbatasan antara Israel dan Lebanon selama lebih dari 40 menit sebelum tank Merkava Israel melepaskan tembakan.

“Penembakan terhadap warga sipil, dalam hal ini jurnalis yang dapat diidentifikasi dengan jelas, merupakan pelanggaran terhadap UNSCR 1701 (2006) dan hukum internasional,” demikian bunyi laporan UNIFIL, yang merujuk pada resolusi Dewan Keamanan nomor 1701.

Laporan setebal tujuh halaman tertanggal 27 Februari itu menyatakan, “Disimpulkan bahwa tidak ada baku tembak di Jalur Biru pada saat kejadian. Alasan penyerangan terhadap para jurnalis tidak diketahui.”

Menurut resolusi 1701, yang disahkan pada tahun 2006 untuk mengakhiri perang antara Israel dan petempur Hizbullah Lebanon, pasukan perdamaian PBB dikerahkan untuk memantau gencatan senjata di sepanjang garis demarkasi sejauh 120 kilometer, alias Jalur Biru, antara Israel dan Lebanon.

Sebagai bagian dari misi mereka, pasukan itu juga mencatat pelanggaran gencatan senjata dan menyelidiki kasus-kasus yang paling mengerikan.

Selain menewaskan Abdallah, kedua peluru tank itu juga melukai enam wartawan lainnnya di tempat kejadian perkara.

Saat ditanya mengenai laporan UNIFIL, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Nir Dinar mengklaim bahwa pasukan Hizbullah telah menyerang IDF di dekat daerah yang ditinggali warga Hanita Israel pada 13 Oktober. IDF lantas membalasnya dengan menembakkan artileri dan tank untuk menghilangkan ancaman dan setelahnya menerima laporan bahwa ada sejumlah wartawan yang terluka.

Ia mengatakan, Mekanisme Pencarian Fakta dan Penilaian Staf Umum, yang bertanggung jawab meninjau kejadian luar biasa, akan terus memeriksa insiden tersebut. [rd/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG