Laporan pajak kandidat Donald Trump yang sudah berusia dua dekade mengeruhkan pemilihan presiden AS, dengan kandidat Partai Demokrat Hillary Clinton menuduhnya memperkaya diri di atas penderitaan pembayar pajak biasa.
"Sementara dia sibuk dengan akuntannya berusaha mencari tahu bagaimana agar tetap hidup seperti miliarder, seraya menggunakan koneksi politiknya untuk mengumpulkan ratusan juta dolar dalam subsidi pemerintah dan keringanan pajak tambahan bagi perusahaan, dengan kata lain Trump meraup dari Amerika dengan kedua tangan dan membiarkan kita semua membayar tagihannya," kata Hillary Clinton.
Dalam reli kampanye Senin di negara bagian Ohio yang penting, Clinton mengejek Trump mengenai berita harian New York Times baru-baru ini yang mengungkapkan sebagian dari laporan pajaknya untuk negara bagian New Yorkpada tahun 1995, di mana dia menyatakan kerugian bisnis $916 juta akibat kegagalan kasino dan usaha lainnya. Pengurangan pajak yang demikian besar ini memungkinkan pengusaha real estate tersebut secara sah menghindari pembayaran pajak pendapatan AS hingga 18 tahun.
"Sekarang pada saat jutaan keluarga Amerika termasuk saya dan Anda bekerja keras, membayar bagian kita dengan adil, tampaknya dia tidak memberikan kontribusi apa-apa untuk bangsa kita," lanjut Clinton.
Tim kampanye Trump belum membantah keakuratan laporan itu, dan sang kandidat sendiri membela praktek bisnisnya tersebut dalam acara kampanye hari Senin di Colorado.
"Saya memahami hukum pajak lebih baik dari hampir semua orang, itulah sebabnya saya salah satu yang benar-benar dapat memperbaikinya, saya mengerti, saya menangkapnya. Dan itulah yang akan saya lakukan. Kita ingin keadilan, kita ingin uang masuk, kita ingin uang berguna ketika keluar karena mereka menghabiskan uang pajak kita dengan cara yang begitu tidak adil dan tidak bijaksana, ingat itu," kata Donald Trump.
Trump telah melawan tradisi kampanye presiden AS yang sudah berjalan selama empat dekade ini dengan menolak untuk mengungkapkan laporan pajaknya. Dia mengatakan laporan pajak penghasilannya untuk beberapa tahun terakhir sedang diaudit oleh pejabat federal dan dia akan merilisnya setelah pemeriksaan itu selesai, meskipun sebenarnya tidak ada aturan yang melarang pengungkapan informasi tersebut sekarang.
Pasangan Trump, Gubernur Indiana Mike Pence dan pasangan Clinton, Senator Virginia Tim Kaine, akan berdebat Selasa malam.
Debat wakil presiden ini dilakukan tidak lama setelah debat pertama Clinton-Trump, yang menurut sejumlah jajak pendapat dimenangkan oleh Clinton.
"Jadi saya pikir kedua momen ini memberi orang alasan untuk memberikan suara menentang Trump, tetapi juga mungkin memberi kaum muda, warga Afrika-Amerika, Hispanik, konstituen penting yang perlu ditarik Hillary Clinton, motivasi lebih besar untuk pergi memilihnya dengan tegas," jelas Matthew Dallek, pakar politik dari Universitas George Washington.
Trump dan Clinton akan melakukan debat presiden kedua hari Minggu mendatang. [as/ab]