Sebuah kapal yang membawa 71 Muslim Rohingya yang melarikan diri dari kamp pengungsi di Bangladesh mendarat Kamis (16/2) di Aceh. Semua penumpang kapal itu dilaporkan dalam kondisi lemah dan kelaparan.
Shorif Uddin yang berusia lima belas tahun, yang berada di kapal bersama orang tuanya, mengatakan dua atau tiga orang meninggal saat mereka berada di laut karena kelaparan.
Ia mengatakan orang-orang Rohingya tidak dapat menemukan pekerjaan atau mendapat pendidikan tinggi di kamp-kamp pengungsi dan memutuskan untuk meninggalkan Bangladesh ke Indonesia.
Orang tuanya membayar untuk naik kapal itu bersama para pengungsi lain, tetapi kaptennya melarikan diri dari kapal tersebut saat melewati India, kata Uddin.
Miftach Cut Adek, ketua komunitas nelayan di Desa Lampanah Leungah, Kabupaten Aceh Besar, tempat kapal itu mendarat, mengatakan kondisi kapal itu baik dan mesinnya berfungsi. Kapal itu membawa 71 orang Rohingya, termasuk 21 perempuan dan 20 anak.
Lebih dari 700.000 Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar yang mayoritas beragama Buddha ke kamp-kamp pengungsi di Bangladesh setelah penumpasan yang dilakukan militer pada Agustus 2017.
Pasukan keamanan Myanmar dituduh melakukan pemerkosaan massal, pembunuhan dan pembakaran ribuan rumah orang-orang Rohingya.
Sebagian besar pengungsi yang meninggalkan kamp-kamp itu menyeberangi laut, berusaha mencapai Malaysia, tetapi banyak yang berakhir di Indonesia dalam perjalanannya.
Lebih dari 500 orang Rohingya mendarat di Aceh tahun lalu. Rombongan terakhir tiba pada awal Januari, ketika 184 orang mendarat di pantai Kuala Gigieng, juga di Kabupaten Aceh Besar. [ab/lt]
Forum