Tautan-tautan Akses

KTT Trump-Putin dan Peran Helsinki selama Perang Dingin


Aksi unjuk rasa digelar di Helsinki, Finlandia hari Minggu (15/7), menjelang KTT Trump-Putin di kota ini.
Aksi unjuk rasa digelar di Helsinki, Finlandia hari Minggu (15/7), menjelang KTT Trump-Putin di kota ini.

Ketika Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu hari Senin (16/7), mereka akan berjabat tangan di kota yang punya sejarah panjang perundingan tingkat tinggi antara Moskow dan Washington.

Pembicaraan hari Senin menandai keempat kalinya Helsinki menjadi tuan rumah perundingan antara para pemimpin kedua kekuatan nuklir itu, melanjutkan warisan Finlandia sebagai wilayah netral bagi bekas musuh Perang Dingin itu untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan antara mereka.

Finlandia melawan pasukan Soviet dalam Perang Dunia II dan menandatangani perjanjian kerja sama dengan Moskow pada tahun 1948. Karena khawatir akan tetangganya Uni Soviet yang besar , Finlandia membiarkan adanya pengaruh penting Uni Soviet terhadap kebijakan domestik dan luar negerinya walaupun secara resmi mempertahankan kemerdekaannya.

Pendekatan itu - yang memunculkan istilah Finlandianisasi - berlanjut selama beberapa dekade ketika pemerintah Finlandia berusaha mempertahankan keseimbangan ditengah-tengah perang dingin dua negara adikuasa ini, yang keduanya menggunakan negara Nordik itu sebagai landasan untuk operasi pengumpulan data intelijen.

Menawarkan Helsinki sebagai forum untuk perundingan antara Uni Soviet dan Barat menjadi strategi penting Finlandia yang tidak bergabung dengan NATO maupun Pakta Warsawa, untuk menunjukkan bonafiditasnya sebagai pemain geopolitik yang netral.

"Dari perspektif Finlandia, itu adalah bagian dari kebijakan netralitas aktif kami," kata sejarawan Finlandia Mikko Majander kepada Radio Free Europe/Radio Liberty "Finlandia berada di antara blok-blok itu, Timur dan Barat, dan, dengan memberikan layanan yang baik untuk diplomasi internasional, telah memperkuat posisinya." [my/ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG