Tautan-tautan Akses

Krisis Migran Berlanjut, Malaysia dan Myanmar Akan Bertemu


Serorang migran yang diselamatkan menangis setibanya di Simpang Tiga, Aceh (20/5). (AP/Binsar Bakkara)
Serorang migran yang diselamatkan menangis setibanya di Simpang Tiga, Aceh (20/5). (AP/Binsar Bakkara)

Kedua negara akan mengadakan pembicaraan mengenai pergerakan orang-orang yang tidak biasa, khususnya penyelundupan dan perdagangan manusia di Asia Tenggara.

Menteri Luar Negeri Malaysia dijadwalkan mengunjungi Myanmar hari Kamis (21/5) untuk membahas krisis migran di Asia Tenggara, sehari setelah Indonesia dan Malaysia menawarkan diri akan menampung untuk sementara waktu ribuan orang yang terlantar di laut. Tawaran tersebut merupakan terobosan penting yang dapat meringankan krisis kemanusiaan itu.

Menurut Kementerian Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman akan mengadakan pembicaraan dengan sejawatnya dari Myanmar untuk bertukar pikiran mengenai pergerakan orang-orang yang tidak biasa, khususnya penyelundupan dan perdagangan manusia di Asia Tenggara.

Dalam tiga pekan belakangan, lebih dari 3.000 orang – terdiri dari Muslim Rohingya yang menghindari penyiksaan di Myanmar dan warga Bangladesh yang ingin menghindari kemiskinan – dalam kapal-kapal penuh sesak telah mendarat di pantai-pantai negara-negara Asia Tenggara.

Berbagai organisasi bantuan memperkirakan ribuan orang lagi terkatung-katung di laut setelah penindakan keras terhadap penyelundup manusia, yang membuat nakhoda dan penyelundup meninggalkan kapal-kapal mereka.

Krisis ini mendorong Malaysia untuk mengadakan pertemuan darurat dengan menteri luar negeri Indonesia dan Thailand pada hari Rabu. Malaysia sekarang ini menjabat ketua ASEAN yang beranggotakan 10 negara.

Meskipun Indonesia dan Malaysia menyatakan akan menampung untuk sementara sebagaian pengungsi, kedua negara juga meminta bantuan internasional, dengan menyatakan krisis ini adalah masalah global, bukan masalah regional.

Di Washington, Departemen Luar Negeri menyatakan Amerika juga bersedia menerima pengungsi Rohingya sebagai bagian dari upaya internasional untuk menanggulangi krisis ini. Juru bicara Marie Harf mengatakan, Amerika siap untuk mengambil peran memimpin upaya banyak negara yang diorganisir oleh badan pengungsi PBB, untuk memukimkan kembali pengungsi yang paling rentan.

XS
SM
MD
LG