Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci berada di Baltimore untuk mengikuti festival yang menampilkan kapal-kapal angkatan laut dari seluruh dunia, yang bernama Star-Spangled Sailabration.
Para kadet Akademi Angkatan Laut dengan gembira menampilkan tarian khas taruna sambil diiringi marching band Genderang Suling Gita Jala Taruna di atas geladak KRI Dewaruci, ketika kapal itu hendak merapat ke pelabuhan Baltimore hari Rabu (13/6).
Di dermaga, ratusan orang termasuk pejabat Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amerika, pejabat Angkatan Laut Amerika, wartawan serta warga setempat menyambut kehadiran Dewaruci dengan hangat dan tepukan meriah.
Salah seorang pengunjung yang larut dalam kebahagiaan adalah Douglas, warga Amerika yang pernah tinggal lama di Indonesia. Ia sengaja datang jauh-jauh dari negara bagian Florida untuk bertemu Dewaruci.
“Selalu ramai. Kalau orang datang melihat Dewaruci pasti selalu tersenyum. Yang tugas di kapal orang Indonesia, itu yang bikin menonjol,” ujar Douglas.
Kapal latih TNI Angkatan Laut itu tiba di negara bagian Maryland setelah menempuh perjalanan selama 150 hari. Kapal yang mengangkut 101 kadet dan 77 anak buah kapal itu bertolak dari Surabaya tanggal 15 Januari dan telah singgah di berbagai kota di Amerika termasuk Miami, New Orleans, New York dan Norfolk.
Komandan KRI Dewaruci, Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto mengatakan kepada VOA ia bangga dengan anak buahnya.
Ia mengatakan, “Selama perjalanan tantangan di laut tentunya kita mempertahankan mental anak buah, karena kita jaraknya sangat jauh, jarak panjang, khususnya pada saat lintas pasifik, kita ketemu ombak besar tapi Alhamdulillah sampai sekarang prajurit saya cukup tangguh, cukup bisa bekerja sama, sangat profesional.”
Untuk menjaga stamina, Perwira Penerangan Kapten Laut (KH) Sapto Budiarso, mengatakan para taruna rutin melakukan olah fisik dengan memanjat tiang kapal yang tingginya 32 meter.
“Setiap pagi, kadet yang sedang pelatihan, setelah olahraga pemanasan, lari mengitari geladak, lalu naik sampai atas, turun lagi, naik tiang kedua, turun lagi, naik tiang ketiga, turun lagi. Begitu terus setiap hari,” ujar Sapto.
Stamina yang kuat dibutuhkan tidak hanya untuk menempuh perjalanan panjang, tapi juga untuk mengikuti serangkaian kegiatan di setiap kota yang disinggahi.
Selama enam hari di Baltimore, KRI Dewaruci dan awaknya mengikuti festival Star-Spangled Sailabration. Acara ini memberikan kesempatan langka kepada ribuan pengunjung yang rela antri panjang untuk menaiki Dewaruci dan melihat-lihat kapal legendaris ini.
Seorang pengunjung, Amanda berkomentar, “Arsitektur kabinnya sangat indah.”
Sementara Brandon mengatakan, “Saya senang dengan desain kapal ini. Kapal ini mengagumkan.”
Berbagai pertunjukkan tradisional Indonesia, seperti angklung, tari Bali, musik Dangdut, dan orkestra, juga ditampilkan di atas geladak kapal.
Dari Baltimore, KRI Dewaruci melanjutkan perjalanan menuju Boston, negara bagian Massachussets.
Para kadet Akademi Angkatan Laut dengan gembira menampilkan tarian khas taruna sambil diiringi marching band Genderang Suling Gita Jala Taruna di atas geladak KRI Dewaruci, ketika kapal itu hendak merapat ke pelabuhan Baltimore hari Rabu (13/6).
Di dermaga, ratusan orang termasuk pejabat Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amerika, pejabat Angkatan Laut Amerika, wartawan serta warga setempat menyambut kehadiran Dewaruci dengan hangat dan tepukan meriah.
Salah seorang pengunjung yang larut dalam kebahagiaan adalah Douglas, warga Amerika yang pernah tinggal lama di Indonesia. Ia sengaja datang jauh-jauh dari negara bagian Florida untuk bertemu Dewaruci.
“Selalu ramai. Kalau orang datang melihat Dewaruci pasti selalu tersenyum. Yang tugas di kapal orang Indonesia, itu yang bikin menonjol,” ujar Douglas.
Kapal latih TNI Angkatan Laut itu tiba di negara bagian Maryland setelah menempuh perjalanan selama 150 hari. Kapal yang mengangkut 101 kadet dan 77 anak buah kapal itu bertolak dari Surabaya tanggal 15 Januari dan telah singgah di berbagai kota di Amerika termasuk Miami, New Orleans, New York dan Norfolk.
Komandan KRI Dewaruci, Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto mengatakan kepada VOA ia bangga dengan anak buahnya.
Ia mengatakan, “Selama perjalanan tantangan di laut tentunya kita mempertahankan mental anak buah, karena kita jaraknya sangat jauh, jarak panjang, khususnya pada saat lintas pasifik, kita ketemu ombak besar tapi Alhamdulillah sampai sekarang prajurit saya cukup tangguh, cukup bisa bekerja sama, sangat profesional.”
Untuk menjaga stamina, Perwira Penerangan Kapten Laut (KH) Sapto Budiarso, mengatakan para taruna rutin melakukan olah fisik dengan memanjat tiang kapal yang tingginya 32 meter.
“Setiap pagi, kadet yang sedang pelatihan, setelah olahraga pemanasan, lari mengitari geladak, lalu naik sampai atas, turun lagi, naik tiang kedua, turun lagi, naik tiang ketiga, turun lagi. Begitu terus setiap hari,” ujar Sapto.
Stamina yang kuat dibutuhkan tidak hanya untuk menempuh perjalanan panjang, tapi juga untuk mengikuti serangkaian kegiatan di setiap kota yang disinggahi.
Selama enam hari di Baltimore, KRI Dewaruci dan awaknya mengikuti festival Star-Spangled Sailabration. Acara ini memberikan kesempatan langka kepada ribuan pengunjung yang rela antri panjang untuk menaiki Dewaruci dan melihat-lihat kapal legendaris ini.
Seorang pengunjung, Amanda berkomentar, “Arsitektur kabinnya sangat indah.”
Sementara Brandon mengatakan, “Saya senang dengan desain kapal ini. Kapal ini mengagumkan.”
Berbagai pertunjukkan tradisional Indonesia, seperti angklung, tari Bali, musik Dangdut, dan orkestra, juga ditampilkan di atas geladak kapal.
Dari Baltimore, KRI Dewaruci melanjutkan perjalanan menuju Boston, negara bagian Massachussets.