Tautan-tautan Akses

Kremlin: Rusia Hanya akan Gunakan Senjata Nuklir Hanya Jika Terancam


Rudal balistik antarbenua diluncurkan oleh kapal selam nuklir AL Rusia Vladimir Monomakh pada 12 Desember 2020. Rusia mengadakan latihan besar-besaran pasukan militer strategisnya yang memberikan pengingat akan kekuatan nuklir negara itu. (Foto: via AP)
Rudal balistik antarbenua diluncurkan oleh kapal selam nuklir AL Rusia Vladimir Monomakh pada 12 Desember 2020. Rusia mengadakan latihan besar-besaran pasukan militer strategisnya yang memberikan pengingat akan kekuatan nuklir negara itu. (Foto: via AP)

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, Selasa (22/3), menegaskan bahwa kebijakan keamanan Rusia hanya memperbolehkan penggunakan senjata nuklir jika keberadaannya terancam.

Komentar itu, hampir empat minggu setelah Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina, muncul di tengah kekhawatiran Barat bahwa konflik di sana dapat meningkat menjadi perang nuklir.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menghadiri konferensi pers bersama Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di Moskow, Rusia 18 Februari 2022. (Foto: via Reuters)
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menghadiri konferensi pers bersama Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di Moskow, Rusia 18 Februari 2022. (Foto: via Reuters)

Reuters mengutip CNN melaporkan Peskov membuat komentar dalam sebuah wawancara berbahasa Inggris ketika ditanya apakah dia yakin Presiden Vladimir Putin tidak akan menggunakan senjata nuklir.

“Kami memiliki konsep keamanan dalam negeri dan bersifat publik, Anda dapat membaca semua alasan penggunaan senjata nuklir. Jadi jika itu adalah ancaman eksistensial bagi negara kami, maka itu (arsenal nuklir) dapat digunakan sesuai dengan konsep kami,” ujarnya.

"Tidak ada alasan lain yang disebutkan dalam teks itu," katanya lebih lanjut mengacu pada konsep keamanan negara.

Putin bulan lalu memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk bersiaga tinggi. Sejalan dengan perintah tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada 28 Februari bahwa pasukan rudal nuklirnya dan armada Utara dan Pasifik telah ditempatkan pada tugas tempur yang ditingkatkan, kantor berita Interfax melaporkan.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan pada 14 Maret: "Prospek konflik nuklir, yang dulu tidak terpikirkan, sekarang kembali ke ranah kemungkinan." [ah/rs]

XS
SM
MD
LG