Khadijah Sahak, 59, duduk di ruang keluarga rumahnya yang rapi di tengah kota Sterling, negara bagian Virginia. Siaran berita dari Afghanistan dari televisi layar datar yang ditempel di dinding sedang membicarakan Taliban.
Daerah pinggiran kota Washington yang hijau ini beribu kilometer jaraknya dari kamp pengungsi di Pakistan tempat keluarga Khadijah sempat tinggal setelah meninggalkan Kabul pada 2002.
“Kami sangat senang dengan rumah ini,” ujarnya dalam Bahasa Dari, sambil memperbaiki kerudung putih yang dipasang longgar di kepalanya. “Kami merasa sangat nyaman di sini, dan sangat damai.”
Khadijah tidak pernah mengira sebelumnya kedamaian itu akan ia nikmati di Amerika Serikat.
Ketika putranya yang telah dewasa, Nabi, menawarkan orangtuanya membeli rumah, Khadijah dan suaminya menolak tinggal di rumah yang dibeli lewat skema kredit pemilikan rumah (KPR) yang tradisional. Sebagai Muslim yang taat, mereka percaya bahwa bunga pinjaman adalah haram.
“Setiap orang di keluarga saya waktu itu menolak konsep KPR konvensional,” kata Nabi.
Sepotong Mimpi Amerika
Kemudian Nabi mendengar tentang Ijara Loans di Michigan, salah satu dari sedikit perusahaan pembiayaan Islami di Amerika Serikat. Perusahaan semacam ini melayani pasar yang spesifik yaitu warga Muslim yang taat di Amerika, dengan menawarkan kontrak pembelian rumah berdasarkan hukum syariah yang tidak mencantumkan bunga aktual.
“Saat mereka tahu bahwa mereka masih bisa membeli rumah tanpa mengkompromikan nilai-nilai agama, mereka menjadi sangat antusias,” kata Nabi mengenai orangtuanya.
Ketika keluarga Sahak membeli rumah di Sterling pada 2010, mereka bergabung bersama sekitar 10.000 Muslim Amerika lain yang telah membeli rumah pada 10 tahun terakhir dengan menggunakan transaksi finansial berbasis syariah.
Guidance Residential yang berlokasi di Reston, Virginia, merupakan perusahaan terbesar di Amerika Serikat yang menawarkan pembiayaan syariah. Di kantor pusatnya yang luas, para operator telepon melayani pelanggan umumnya dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.
Juru bicara perusahaan Hussam Qutub mengatakan bahwa perusahaan tersebut telah memroses transaksi kepemilikan rumah dengan skema syariah sebesar US$2,3 miliar sejak program itu diluncurkan pada 2002.
“Mayoritas orang yang menghubungi kami umumnya merasa lega [mengetahui adanya skema ini],” kata Qutub. “Boleh dibilang kami ini memengaruhi tingkat kepemilikan rumah warga Muslim Amerika secara positif.”
Pembiayaan Syariah
Alih-alih membebankan bunga pinjaman, perusahaan pembiayaan Islami ini umumnya menawarkan kontrak penjualan, penyewaan atau kemitraan untuk calon pembeli rumah.
Pada model penjualan, bank Islami membeli sebuah rumah dan segera menjualnya pada nasabah dengan harga yang sudah dinaikkan. Nasabah tersebut kemudian membayar pada bank tersebut secara angsuran, jelas profesor hukum Georgetown University, Babback Sabahi, yang mengajar mata kuliah pembiayaan Islami.
Untuk skema penyewaan, bank Islami membeli rumah dan menyewakannya pada pelanggan dengan perjanjian jenis rent-to-own, atau menyewa untuk kemudian dapat membelinya setelah periode tertentu.
Dalam model kemitraan, menurut Sabahi, baik bank Islami dan nasabah membeli rumah yang bersangkutan bersama-sama. Nasabah kemudian mengangsur bagian yang dibayarkan oleh bank sekaligus membayar biaya untuk mendiami rumah tersebut.
“Supaya dilakukan dengan benar, bank perlu betul-betul membeli aset tersebut, memilikinya dan kemudian mengalihkan kepemilikan pada nasabah. Perdagangan, bukannya peminjaman dalam arti konvensional, merupakan prinsip yang disetujui hukum syariah,” kata Sabahi.
Pengaturan seperti ini cocok untuk Muslim Amerika yang taat dan akan membeli rumah karena Islam memperbolehkan pengambilan keuntungan dalam transaksi dagang atau penjualan komoditas, dalam hal ini rumah. Para pembeli tidak pernah merasa mereka membayar bunga uang.
“Kami baru menyentuh pasar seperti ini di permukaan saja,” ujar Qutub dari Guidance Residential. “Masih banyak konsumen di luar sana yang beragama Islam dan tidak tahu bahwa opsi seperti ini tersedia.”
Menjaga Keimanan
Pembiayaan syariah di Amerika Serikat mencapai $3 miliar untuk penjualan rumah pada 10 tahun terakhir, atau hanya sebagian kecil saja dari pasar perumahan di negara tersebut. Namun perusahaan-perusahaan pembiayaan Islami ini telah mewujudkan mimpi Amerika lebih banyak kaum Muslim untuk memiliki rumah, kata keluarga Sahak.
“Jika saya dapat tinggal di Amerika dan merasa bahwa saya memiliki rumah yang sesuai dengan sistem Islam, maka saya rasa kenikmatan tinggal di dalam rumah tersebut menjadi 10 kali lipat,” ujar Nabi.
“Kami sangat gembira ketika menemukan bank Islam,” timpal Khadijah. “Kami tidak suka bank lain. Jika kami ingin membeli rumah lagi, maka pembiayaannya juga akan dari bank Islami dan saya telah menginformasikannya pada teman-teman juga. Kami lebih nyaman seperti ini.”
Daerah pinggiran kota Washington yang hijau ini beribu kilometer jaraknya dari kamp pengungsi di Pakistan tempat keluarga Khadijah sempat tinggal setelah meninggalkan Kabul pada 2002.
“Kami sangat senang dengan rumah ini,” ujarnya dalam Bahasa Dari, sambil memperbaiki kerudung putih yang dipasang longgar di kepalanya. “Kami merasa sangat nyaman di sini, dan sangat damai.”
Khadijah tidak pernah mengira sebelumnya kedamaian itu akan ia nikmati di Amerika Serikat.
Ketika putranya yang telah dewasa, Nabi, menawarkan orangtuanya membeli rumah, Khadijah dan suaminya menolak tinggal di rumah yang dibeli lewat skema kredit pemilikan rumah (KPR) yang tradisional. Sebagai Muslim yang taat, mereka percaya bahwa bunga pinjaman adalah haram.
“Setiap orang di keluarga saya waktu itu menolak konsep KPR konvensional,” kata Nabi.
Sepotong Mimpi Amerika
Kemudian Nabi mendengar tentang Ijara Loans di Michigan, salah satu dari sedikit perusahaan pembiayaan Islami di Amerika Serikat. Perusahaan semacam ini melayani pasar yang spesifik yaitu warga Muslim yang taat di Amerika, dengan menawarkan kontrak pembelian rumah berdasarkan hukum syariah yang tidak mencantumkan bunga aktual.
“Saat mereka tahu bahwa mereka masih bisa membeli rumah tanpa mengkompromikan nilai-nilai agama, mereka menjadi sangat antusias,” kata Nabi mengenai orangtuanya.
Ketika keluarga Sahak membeli rumah di Sterling pada 2010, mereka bergabung bersama sekitar 10.000 Muslim Amerika lain yang telah membeli rumah pada 10 tahun terakhir dengan menggunakan transaksi finansial berbasis syariah.
Guidance Residential yang berlokasi di Reston, Virginia, merupakan perusahaan terbesar di Amerika Serikat yang menawarkan pembiayaan syariah. Di kantor pusatnya yang luas, para operator telepon melayani pelanggan umumnya dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.
Juru bicara perusahaan Hussam Qutub mengatakan bahwa perusahaan tersebut telah memroses transaksi kepemilikan rumah dengan skema syariah sebesar US$2,3 miliar sejak program itu diluncurkan pada 2002.
“Mayoritas orang yang menghubungi kami umumnya merasa lega [mengetahui adanya skema ini],” kata Qutub. “Boleh dibilang kami ini memengaruhi tingkat kepemilikan rumah warga Muslim Amerika secara positif.”
Pembiayaan Syariah
Alih-alih membebankan bunga pinjaman, perusahaan pembiayaan Islami ini umumnya menawarkan kontrak penjualan, penyewaan atau kemitraan untuk calon pembeli rumah.
Pada model penjualan, bank Islami membeli sebuah rumah dan segera menjualnya pada nasabah dengan harga yang sudah dinaikkan. Nasabah tersebut kemudian membayar pada bank tersebut secara angsuran, jelas profesor hukum Georgetown University, Babback Sabahi, yang mengajar mata kuliah pembiayaan Islami.
Untuk skema penyewaan, bank Islami membeli rumah dan menyewakannya pada pelanggan dengan perjanjian jenis rent-to-own, atau menyewa untuk kemudian dapat membelinya setelah periode tertentu.
Dalam model kemitraan, menurut Sabahi, baik bank Islami dan nasabah membeli rumah yang bersangkutan bersama-sama. Nasabah kemudian mengangsur bagian yang dibayarkan oleh bank sekaligus membayar biaya untuk mendiami rumah tersebut.
“Supaya dilakukan dengan benar, bank perlu betul-betul membeli aset tersebut, memilikinya dan kemudian mengalihkan kepemilikan pada nasabah. Perdagangan, bukannya peminjaman dalam arti konvensional, merupakan prinsip yang disetujui hukum syariah,” kata Sabahi.
Pengaturan seperti ini cocok untuk Muslim Amerika yang taat dan akan membeli rumah karena Islam memperbolehkan pengambilan keuntungan dalam transaksi dagang atau penjualan komoditas, dalam hal ini rumah. Para pembeli tidak pernah merasa mereka membayar bunga uang.
“Kami baru menyentuh pasar seperti ini di permukaan saja,” ujar Qutub dari Guidance Residential. “Masih banyak konsumen di luar sana yang beragama Islam dan tidak tahu bahwa opsi seperti ini tersedia.”
Menjaga Keimanan
Pembiayaan syariah di Amerika Serikat mencapai $3 miliar untuk penjualan rumah pada 10 tahun terakhir, atau hanya sebagian kecil saja dari pasar perumahan di negara tersebut. Namun perusahaan-perusahaan pembiayaan Islami ini telah mewujudkan mimpi Amerika lebih banyak kaum Muslim untuk memiliki rumah, kata keluarga Sahak.
“Jika saya dapat tinggal di Amerika dan merasa bahwa saya memiliki rumah yang sesuai dengan sistem Islam, maka saya rasa kenikmatan tinggal di dalam rumah tersebut menjadi 10 kali lipat,” ujar Nabi.
“Kami sangat gembira ketika menemukan bank Islam,” timpal Khadijah. “Kami tidak suka bank lain. Jika kami ingin membeli rumah lagi, maka pembiayaannya juga akan dari bank Islami dan saya telah menginformasikannya pada teman-teman juga. Kami lebih nyaman seperti ini.”