Presiden Korea Selatan menyerukan kerja sama keamanan yang lebih dalam dengan AS dan Jepang untuk mengatasi ancaman nuklir Korea Utara, dengan mengatakan pada hari Selasa (15/8) bahwa pertemuan puncaknya yang akan datang dengan para pemimpin AS dan Jepang di Camp David akan "menetapkan tonggak sejarah baru dalam kerjasama trilateral.”
Ini akan menjadi pertama kalinya para pemimpin ketiga negara berkumpul secara khusus untuk pertemuan puncak trilateral, bukan di sela-sela pertemuan internasional. Hal ini menunjukkan bahwa mereka serius untuk meningkatkan hubungan mereka di tengah tantangan regional yang kompleks seperti kemajuan persenjataan nuklir Korea Utara dan persaingan strategis Washington dengan Beijing.
Dalam pertemuan puncak mereka hari Jumat di tempat retret kepresidenan AS di Maryland, Presiden Joe Biden, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida diperkirakan akan mengumumkan rencana untuk memperluas kerja sama militer dalam pertahanan rudal balistik dan pengembangan teknologi, menurut dua pejabat senior pemerintahan Biden.
Pertemuan puncak tersebut “akan menetapkan tonggak baru dalam kerja sama trilateral yang berkontribusi pada perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea dan di kawasan Indo-Pasifik,” kata Yoon dalam pidato yang disiarkan televisi di Seoul pada hari Selasa.
Pidato tersebut menandai peringatan 78 tahun pembebasan Korea dari 35 tahun penjajahan Jepang pada tahun 1945. Presiden Korea Selatan sebelumnya biasanya menggunakan pidato Hari Pembebasan untuk meminta Jepang membuat permintaan maaf baru atas tindakan kolonialnya. Tapi Yoon, seorang konservatif yang telah mendorong diakhirinya keluhan sejarah sebagai cara untuk meningkatkan kerja sama Seoul-Washington-Tokyo, malah menjelaskan mengapa diperlukan hubungan yang lebih baik dengan Jepang.
Yoon mengatakan tujuh pangkalan belakang yang disediakan untuk Komando PBB pimpinan AS oleh Jepang berfungsi sebagai "pencegah terbesar" yang menghalangi Korea Utara menyerang Korea Selatan. Ia mengatakan invasi Korea Utara akan memicu intervensi langsung dan otomatis Komando PBB dan pangkalan-pangkalan di Jepang yang memiliki kemampuan darat, laut dan udara yang diperlukan.
“Sebagai mitra yang bekerja sama dalam keamanan dan ekonomi, Korea Selatan dan Jepang akan dapat bersama-sama memberikan kontribusi bagi perdamaian dan kemakmuran di seluruh dunia sambil berkolaborasi dan bertukar pikiran dengan cara yang berorientasi ke masa depan,” kata Yoon.
Ia mengatakan pentingnya kerja sama keamanan Seoul-Washington-Tokyo tumbuh di Semenanjung Korea dan di kawasan.
“Untuk secara mendasar memblokir ancaman nuklir dan rudal Korea Utara, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang harus bekerja sama secara erat dalam aset pengintaian dan berbagi data senjata nuklir dan rudal Korea Utara secara real time,” kata Yoon.
Ketika mereka bertemu di sela-sela konferensi regional di Kamboja pada November lalu, Yoon, Biden, dan Kishida mengatakan bahwa mereka bermaksud untuk berbagi data peringatan rudal Korea Utara untuk meningkatkan kemampuan masing-masing negara dalam mendeteksi dan menilai ancaman yang ditimbulkan oleh rudal yang masuk. Pada bulan Juni, menteri-menteri pertahanan ketiga negara mengatakan mereka mengakui upaya untuk mengaktifkan mekanisme berbagi data tersebut sebelum akhir tahun.
KTT Camp David diperkirakan akan membuat marah Korea Utara, yang berpendapat bahwa tindakan AS untuk meningkatkan kerja sama militer dengan Korea Selatan dan Jepang mendorongnya untuk memperkuat kemampuan militernya sendiri. Korea Utara memandang latihan militer yang dipimpin AS di dan dekat Semenanjung Korea sebagai latihan invasi.
China, yang sangat peka terhadap apa yang dianggapnya sebagai negara lain yang bersekutu dengannya, mengecam KTT tersebut.
“China menentang negara-negara terkait yang membentuk berbagai klik dan praktik mereka yang memperburuk konfrontasi dan membahayakan keamanan strategis negara lain,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin dalam jumpa pers hari Selasa. “Kami berharap negara-negara yang bersangkutan akan mengikuti tren zaman dan melakukan sesuatu yang kondusif bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan.”
Korea Selatan telah menyatakan bahwa dorongannya untuk memperkuat aliansinya dengan AS dan berpartisipasi dalam prakarsa regional yang dipimpin AS tidak akan menarget China, mitra dagang terbesarnya. [ab/uh]
Forum