Kantor berita pemerintah Korea Utara (KCNA) mengatakan pihak berwenang menangkap pria itu di ibukota, Pyongyang, tapi tidak mengatakan kapan itu terjadi, Kamis (7/11).
Laporan itu mengatakan, seorang pria yang tidak disebutkan identitasnya telah mengaku sebagai warga Korea Selatan yang masuk ke Pyongyang secara ilegal melalui sebuah negara lain.
Mata-mata yang dituduhkan itu dikatakan menggunakan kegiatan keagamaan untuk menyembunyikan aktivitas spionase dan rencana jahatnya terhadap Korea Utara selama enam tahun tinggal di negara ketiga tersebut.
KCNA juga mengatakan pria itu berusaha menggalang unsur-unsur yang menurut mereka berniat jahat di Korea Utara dan menggunakan mereka untuk mengacaukan stabilitas sosial di negara itu.
Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan membantah tuduhan itu, Kamis (7/11) dan menyebut klaim tersebut tidak masuk akal.
Relatif tidak biasa bagi warga Korea Selatan dituduh melakukan kegiatan spionase di Korea Utara. Sebaliknya, Korea Selatan telah menangkap ribuan mata-mata Korea Utara sejak konflik kedua negara itu pecah pada tahun 1950-an.
Laporan itu mengatakan, seorang pria yang tidak disebutkan identitasnya telah mengaku sebagai warga Korea Selatan yang masuk ke Pyongyang secara ilegal melalui sebuah negara lain.
Mata-mata yang dituduhkan itu dikatakan menggunakan kegiatan keagamaan untuk menyembunyikan aktivitas spionase dan rencana jahatnya terhadap Korea Utara selama enam tahun tinggal di negara ketiga tersebut.
KCNA juga mengatakan pria itu berusaha menggalang unsur-unsur yang menurut mereka berniat jahat di Korea Utara dan menggunakan mereka untuk mengacaukan stabilitas sosial di negara itu.
Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan membantah tuduhan itu, Kamis (7/11) dan menyebut klaim tersebut tidak masuk akal.
Relatif tidak biasa bagi warga Korea Selatan dituduh melakukan kegiatan spionase di Korea Utara. Sebaliknya, Korea Selatan telah menangkap ribuan mata-mata Korea Utara sejak konflik kedua negara itu pecah pada tahun 1950-an.
