Laporan media mengatakan pihak berwenang Korea Utara menurunkan Merill Newman asal California dari pesawat yang hendak berangkat meninggalkan negara itu pada 26 Oktober.
Putranya, Jeff Newman, memberitahu stasiun televisi CNN bahwa impian lama ayahnya adalah melihat Korea Utara dan kebudayaannya, setelah pernah bertugas di Korea Selatan sebagai seorang perwira infantri Amerika pada 1950-an. Ia mengatakan ayahnya mengatur kunjungan itu melalui perusahaan wisata Tiongkok yang diizinkan Korea Utara dan mempunyai “semua surat dan visa syah.”
Newman berkunjung bersama seorang tetangganya, Bob Hamrdia, yang tinggal di perumahan pensiunan yang sama, namun Hamrdia diizinkan pulang. Ia kemudian menyebut insiden itu “kesalahpahaman parah” dan ia mengutarakan harapan Pyongyang akan membebaskan Newman dengan alasan kemanusiaan.
Korea Utara, yang juga menahan seorang misionaris Kristen Amerika keturunan Korea atas tuduhan subversi, belum menanggapi kasus Newman. Tidak diketahui apakah ia telah dikenakan tuduhan pidana.
Para pejabat di Departemen Luar negeri Amerika dan Kedutaan Amerika di Beijing mengatakan mereka mengetahui laporan tersebut, tetapi tidak menanggapi lebih jauh.
Putranya, Jeff Newman, memberitahu stasiun televisi CNN bahwa impian lama ayahnya adalah melihat Korea Utara dan kebudayaannya, setelah pernah bertugas di Korea Selatan sebagai seorang perwira infantri Amerika pada 1950-an. Ia mengatakan ayahnya mengatur kunjungan itu melalui perusahaan wisata Tiongkok yang diizinkan Korea Utara dan mempunyai “semua surat dan visa syah.”
Newman berkunjung bersama seorang tetangganya, Bob Hamrdia, yang tinggal di perumahan pensiunan yang sama, namun Hamrdia diizinkan pulang. Ia kemudian menyebut insiden itu “kesalahpahaman parah” dan ia mengutarakan harapan Pyongyang akan membebaskan Newman dengan alasan kemanusiaan.
Korea Utara, yang juga menahan seorang misionaris Kristen Amerika keturunan Korea atas tuduhan subversi, belum menanggapi kasus Newman. Tidak diketahui apakah ia telah dikenakan tuduhan pidana.
Para pejabat di Departemen Luar negeri Amerika dan Kedutaan Amerika di Beijing mengatakan mereka mengetahui laporan tersebut, tetapi tidak menanggapi lebih jauh.